Liputan6.com, Jakarta Pada Selasa (28/1/2024), kecelakaan laut terjadi di Pantai Drini, Tanjungsari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 13 pelajar SMPN 7 Mojokerto yang bermain air terseret ombak.Â
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Mereka bermain di area yang disebut jalur kapal atau palung, lokasi yang cukup berbahaya karena arus laut yang kuat. Meskipun sudah diperingatkan berulang kali oleh petugas, mereka tetap bermain di area tersebut.
Dari 13 siswa yang terseret, tiga ditemukan meninggal dunia, sementara satu lainnya sempat hilang sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Berikut kronologi kejadian tenggelamnya 13 siswa SMPN 7 Mojokerto yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (29/1/2025).
Kedatangan Rombongan
Rombongan dari SMPN 7 Mojokerto, Jawa Timur, tiba di Pantai Drini sekitar pukul 04.00 WIB sebagai bagian dari kegiatan outing class. Sebanyak 256 siswa yang mengikuti kegiatan ini diarahkan oleh para guru untuk sarapan terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Namun, sekelompok siswa laki-laki memilih untuk langsung bermain air di sisi barat Pulau Drini, yang terkenal dengan ombak besar karena berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Meski telah diingatkan oleh petugas SAR dan nelayan setempat mengenai bahaya arus balik laut atau rip current, peringatan tersebut tidak dihiraukan.
Advertisement
Terjadinya Kecelakaan
Sekitar pukul 07.00 WIB, gelombang besar datang dan menyeret 13 siswa ke tengah laut. Beberapa saksi mata dan video amatir yang beredar di media sosial menunjukkan bagaimana para korban berteriak meminta pertolongan. Tim SAR, nelayan, dan warga setempat segera melakukan penyelamatan.
Dari 13 siswa yang terseret ombak, 9 siswa berhasil diselamatkan oleh tim penyelamat dan nelayan yang berenang ke arah mereka. Tiga siswa ditemukan dalam keadaan meninggal dunia sekitar pukul 10.30 WIB, sementara satu siswa, Rifki Yudha Pratama, dinyatakan hilang.
Upaya Pencarian dan Evakuasi
Tim SAR gabungan, yang terdiri dari Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Basarnas Gunungkidul, serta nelayan setempat, terus melakukan pencarian terhadap Rifki Yudha Pratama. Karena kondisi laut yang pasang dengan arus yang kuat, pencarian sempat mengalami kendala.
Pencarian dilakukan dengan menyisir area tebing dan jalur kapal, serta menggunakan perahu jukung dan drone untuk pemantauan udara. Tim penyelam belum bisa diterjunkan karena arus yang berbahaya, sehingga upaya snorkeling dan penyelaman baru dilakukan pada sore hari.
Setelah pencarian intensif, pada Rabu pag (29/1/2025), Rifki Yudha Pratama akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa oleh tim SAR gabungan. Dengan demikian, jumlah korban meninggal akibat tragedi ini menjadi empat orang.
Tindakan Lanjutan
Jenazah Rifki Yudha Pratama langsung dievakuasi ke RSUD Saptosari untuk pemeriksaan medis sebelum dipulangkan ke rumah duka di Mojokerto. Sementara itu, sembilan siswa yang selamat telah mendapatkan perawatan medis, dengan dua di antaranya dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito akibat kondisi kesehatan yang memburuk setelah menelan air laut.
Tragedi ini mendapat perhatian luas, termasuk dari Pemerintah Kota Mojokerto. Pj Wali Kota, Moh. Ali Kuncoro, menyampaikan belasungkawa dan berkomitmen untuk mengevaluasi kegiatan outing class di sekolah-sekolah guna mencegah kejadian serupa di masa depan. Sebagai langkah preventif, Pemkot Mojokerto berencana untuk memperketat prosedur kegiatan luar ruangan agar lebih aman bagi siswa.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting akan bahaya arus laut dan pentingnya menaati peringatan dari pihak berwenang demi keselamatan bersama.
Â
Advertisement