Liputan6.com, Bandung - Diplomat senior dan ahli hukum laut Indonesia yang diakui secara internasional, Hasjim Djalal dikabarkan meninggal dunia di usia 90 tahun pada Minggu (12/1/2025) pukul 16.40 WIB di Jakarta.
Kabar duka tersebut juga dibagikan secara langsung oleh anak mendiang Hasjim Djalal yang juga dikenal sebagai diplomat dan mantan wakil menteri luar negeri RI yaitu Dino Patti Djalal.
Baca Juga
“ayah saya Prof Dr Hasjim Djalal menghembuskan nafas terakhir hari ini jam 16.40. Almarhum adalah diplomat pejuang wawasan nusantara. Mohon doanya agar arwah beliau mendapat tempat mulia di sisi Allah SWT & agar jasa2nya u/ NKRI selalu dikenang dgn baik. Amin,” tulis (@dinopattidjalal).
Advertisement
Adapun almarhum disemayamkan di rumah duka di Jalan Taman Cilandak III, Jakarta Selatan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Senin (13/1/2025) pukul 15.00 WIB.
“Almarhum Prof Hasjim Djalal akan disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata hari ini, Senin, 13 Januari, jam 15:00. Di blok Z no 504. Bagi sahabat dan publik yg berminat hadir dipersilahkan. Agar datang 30 menit sebelumnya,” tulis Dino Patti Djalal.
Profil Hasjim Djalal
Melansir dari beberapa sumber Hasjim Djalal merupakan seorang pria kelahiran 25 Februari 1934 di Ampek Angkek, Agam, Sumatera Barat. Ayahnya dikenal sebagai seorang petani dan Hasjim tumbuh besar di sebuah desa di Sumatera Barat.
Hasjim melalui masa perkembangannya di Sumatera Barat hingga tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). Sejak kecil, Hasjim ternyata sudah memiliki impian untuk menjadi seorang diplomat.
Kemudian dalam meraih mimpinya setelah lulus dari SMA tahun 1956 dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Luar Negeri untuk meraih gelar BA. Hasjim lulus dari University of Virginia.
Dia juga menerima gelar Master of Law dari Universitas Virginia dan menjadi seorang mahasiswa Indonesia pertama di Universitas tersebut. Dalam kehidupan pribadinya Hasjim memiliki tiga orang anak yaitu Dino Patti Djalal, Iwan Djalal, dan Dini Djalal.
Hasjim Djalal meninggal dunia di usia 90 tahun pada Minggu (12/1/2025) pukul 16.40 WIB di Jakarta.
Advertisement
Perjalanan Karier Hasjim Djalal
Hasjim Djalal memulai kariernya di Departemen Luar Negeri (Deplu) pada 1 Januari 1957. Kemudian setelah enam bulan bekerja mendapatkan beasiswa menempuh pendidikan di University of Virginia.
Pria kelahiran 1934 itu melalui pendidikan sekitar 4 tahun dan menyelesaikan S2 dan S3. Selain itu, ketika belajar di Amerika Hasjim mempunyai ketertarikan terhadap masalah kelautan.
Kemudian setelah PBB mengadakan konferensi pertama tentang hukum laut pada 1958 Hasjim Djalal mulai memikirkan tentang Wawasan Nusantara sebagai konsep dalam membina persatuan dan kesatuan nasional.
Tujuan dari wawasan tersebut untuk menghindari adanya perpecahan seperti pemberontakan. Adapun setelah menempuh pendidikan di Amerika Hasjim kembali ke Indonesia pada tahun 1961.
Setelah pulang ke Indonesia dia langsung terlibat aktif dalam bidang kelautan dengan mendirikan Panitia Hukum Laut Indonesia di bawah koordinasi Dewan Maritim. Kemudian menghasilkan sejumlah keputusan penting dalam pengelolaan kelautan.
Turut Berperan dalam UNCLOS
Hasjim Djalal juga dikenal sebagai sosok kunci dalam perjuangan Indonesia memperkenalkan dan mempertahankan konsep Negara Kepulauan di forum Internasional. Pasalnya konsep tersebut menjadi dasar untuk Indonesia mengklaim wilayah perairan antara pulau-pulau sebagai bagian integral dari kedaulatan nasional.
Kemudian bersama Mochtar Kusumaatmadja yang dikenal sebagai menteri luar negeri dan menteri hukum di era Soeharto, Hasjim berada di balik ratifikasi konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) pada tahun 1982.
Hal tersebut mendapatkan pengakuan atas kepentingan Indonesia sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Djuanda tahun 1957. Selain itu, perjuangan tersebut memberikan landasan hukum internasional untuk kedaulatan maritim Indonesia.
Adapun konvensi hukum laut tersebut akhirnya disahkan PBB pada 10 Desember 1982. Melalui kontribusinya Hasjim Djalal mendapatkan berbagai penghargaan baik dari dalam hingga luar negeri dan menjadi sosok idola untuk banyak orang terutama diplomat muda.
Advertisement