Apa Itu Lavender Marriage, Istilah Viral di Media Sosial

Istilah "Lavender Marriage" belakangan ini jadi sorotan di media sosial, berikut ini pengertian singkat dan gambarannya.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 21 Jan 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 19:00 WIB
Arti Mimpi Suami Menikah Lagi Secara Umum
Ilustrasi suami menikah lagi. Credit: pexels.com/Sandro... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - Sejumlah platform media sosial di Indonesia belakangan ini ramai menyoroti istilah “Lavender Marriage”. Bahkan terdapat beberapa kalangan generasi muda yang mendiskusikan istilah tersebut dengan hubungan di masa kini.

Melansir dari beberapa sumber, “Lavender Marriage” semakin populer dan dibahas masyarakat beberapa tahun terakhir. Terutama setelah meningkatnya topik pembahasan terkait keberagaman gender dan orientasi seksual.

Adapun istilah ini sudah ada sejak lama dan semakin viral belakangan ini karena beberapa faktor tertentu. Diketahui istilahnya berawal dari adanya beberapa kasus di kalangan selebriti dan menarik perhatian publik.

Berkembangnya media sosial juga membuat istilah tersebut semakin tersebar dan dikenal publik luas. Sebagai informasi, mengutip dari situs marriage istilah “Lavender Marriage” menggambarkan hubungan pernikahan antara seorang pria dan wanita.

Namun, salah satu dari mereka mempunyai orientasi seksual berbeda seperti biseksual atau homoseksual. Kemudian istilahnya menggambarkan tentang dasar pernikahan yang bukan karena cinta tetapi untuk alasan-alasan tertentu.

Diketahui istilah “Lavender” digunakan untuk merujuk pada perpaduan warna yang secara tradisional berkaitan dengan gender. Warna lavender digambarkan sebagai non-konformitas dalam aspek gender dan seksualitas.

Selain itu, istilah “Lavender Marriage” juga diartikan sebagai hubungan pernikahan yang sering kali diatur dengan tujuan untuk menyembunyikan orientasi seksual salah satu pasangan karena beberapa faktor misalnya tekanan keluarga atau publik.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Lantas Apa Tujuan Lavender Marriage?

[Bintang] Relationship
Ilustrasi pasangan yang menikah.... Selengkapnya

Lavender Marriage sudah ada sejak lama dan pertama kali populer di Amerika Serikat dan di antara kalangan publik figur yang ingin menjaga reputasi mereka. Adapun tujuan dari pernikahan tersebut biasanya untuk melindungi privasi dan reputasinya.

Terutama di antara seseorang yang hidup di masyarakat yang konservatif atau bekerja di industri dengan standar tertentu seperti hiburan dan politik. Kemudian ingin tetap menjaga rahasia sambil mempertahankan citra yang sesuai dengan harapan sosial umumnya.

Adapun pasangan yang menerapkan Lavender Marriage biasanya memiliki tujuan untuk masing-masing mempunyai kebebasan dalam menjalani hidupnya sesuai keinginan tanpa tekanan dari keluarga atau masyarakat.

Misalnya pasangan tersebut setuju menikah tetapi ingin menjalani kehidupan yang terpisah dari dunia romantis dan biasanya memiliki hubungan persahabatan yang kuat untuk saling mendukung secara emosional.

Mengapa Fenomena Lavender Marriage Sudah Banyak Terjadi?

Ilustrasi pasangan pengantin yang menikah. (AP Photo/Tatan Syuflana)
Ilustrasi pasangan pengantin yang menikah. (AP Photo/Tatan Syuflana)... Selengkapnya

Fenomena Lavender Marriage semakin banyak terjadi di sejumlah belahan dunia karena informasinya yang menyebar cepat. Selain itu, beberapa negara yang masih konservatif atau memiliki budaya kuat membuat beberapa individu memilih pernikahan tersebut.

Adapun Lavender Marriage umum terjadi di dunia industri hiburan dan politik karena banyak orang ingin menciptakan citra publik mereka yang ideal. Biasanya mereka ingin mempertahankan popularitas dan reputasinya dari perhatian negatif media dan masyarakat.

Pernikahan dengan konsep Lavender Marriage umum terjadi di negara-negara yang masih konservatif dan hampir sebagian besar alasan mereka memutuskan pernikahan Lavender Marriage karena adanya tekanan tersebut.

Sementara itu, di Indonesia sendiri Lavender Marriage mendapatkan kontra dari beberapa pihak karena banyak masyarakat yang masih menjunjung nilai-nilai budaya terutama terkait pernikahan.

Kekurangan Lavender Marriage

Ilustrasi hubungan merenggang, pasangan bertengkar
Ilustrasi hubungan merenggang, pasangan bertengkar. (Image by Freepik)... Selengkapnya

Melansir dari beberapa sumber, pernikahan dengan jenis Lavender Marriage mempunyai sejumlah kekurangan atau dampak yang harus diperhatikan berikut ini di antaranya:

1. Merusak kesakralan pernikahan

Lavender Marriage tentunya merusak kesakralan dan makna spiritual dari pernikahan. Pasalnya pernikahan tersebut dilakukan atas dasar kepura-puraan dan dapat merusak kesucian dari pernikahan itu sendiri.

2. Konflik batin

Menjalani pernikahan atas dasar kepura-puraan juga bisa menimbulkan konflik batin pada kedua orang yang terlibat. Sebab, ketika menikah keduanya harus terjebak dalam peran yang tidak mencerminkan jati diri mereka sebenarnya dan menambah dampak negatif lain untuk kesehatan mental.

3. Merusak hubungan

Pasangan yang menjalani Lavender Marriage masih akan tetap mengalami konflik dan perdebatan antara pasangan. Bahkan tidak jarang pernikahan tersebut bisa merusak kepercayaan dan membuat hubungan menjadi lebih rapuh.

4. Dampak untuk anak dan keluarga

Hubungan atas dasar Lavender Marriage memiliki dampak yang cukup besar terhadap keluarga. Selain itu, pasangan yang memutuskan memiliki anak juga bisa memicu adanya masalah untuk anak tersebut secara emosional.

5. Tekanan sosial

Meskipun banyak pasangan menduga Lavender Marriage bisa jadi solusi untuk mereka lari dari tekanan tetapi faktanya justru bisa membuat keduanya semakin menghadapi tekanan sosial.

Khususnya di negara-negara yang sangat konservatif pasangan yang sudah menikah masih tetap dihadapi dengan sejumlah tekanan sosial yang meminta mereka untuk memenuhi ekspektasi masyarakat atau bahkan keluarga pasangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya