Inilah 5 Makanan Khas Suku Bugis yang Harus Anda Cicipi

Kekayaan kuliner Bugis tidak lepas dari kondisi geografis wilayahnya yang dikelilingi laut dan memiliki dataran subur.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 25 Jan 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2025, 05:00 WIB
Kuliner Sulawesi
Barongko. (dok. Instagram @kue.bugis.bumaliq/https://www.instagram.com/p/B0PxppLnkgn/)... Selengkapnya

Liputan6.com, Makassar - Suku Bugis yang mendiami Pulau Sulawesi, khususnya sebagai suku mayoritas di Sulawesi Selatan, memiliki warisan kuliner yang kaya dan beragam. Tersebar di berbagai kabupaten seperti Bone, Wajo, Soppeng hingga Luwu, setiap daerah menyumbangkan keunikan tersendiri dalam khazanah masakan tradisional Bugis.

Kekayaan kuliner Bugis tidak lepas dari kondisi geografis wilayahnya yang dikelilingi laut dan memiliki dataran subur, sehingga menghasilkan beragam bahan makanan dari laut maupun hasil pertanian. Kombinasi bahan-bahan ini kemudian diolah dengan bumbu-bumbu khas yang diwariskan secara turun-temurun.

Makanan tradisional Bugis tidak hanya menawarkan cita rasa yang menggugah selera, tetapi juga menyimpan filosofi dan nilai budaya yang mendalam. Setiap hidangan memiliki makna tersendiri, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai upacara adat yang masih dilestarikan hingga kini. Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima makanan khas Suku Bugis yang wajib Anda cicipi:

1. Nasu Palekko

Nasu Palekko, hidangan legendaris asal Sulawesi Selatan, khususnya tanah Bugis, telah memikat banyak pecinta kuliner. Dikenal dengan cita rasanya yang khas, yaitu perpaduan pedas, asam, dan gurih yang menggugah selera, Nasu Palekko menjadi salah satu ikon kuliner daerah ini.

Aroma rempah-rempah yang kuat semakin menambah daya tarik hidangan ini. Rahasia cita rasa unik Nasu Palekko terletak pada penggunaan berbagai jenis cabai rawit yang melimpah, serta bumbu-bumbu khusus seperti asam mangga (paccukka), asam jawa, jeruk nipis, dan beragam rempah lainnya seperti jahe, kunyit, sereh, lengkuas, bawang merah, dan bawang putih.

Kombinasi bahan-bahan inilah yang menghasilkan rasa pedas yang nendang, asam yang segar, dan gurih yang menggoyang lidah. Asal-usul Nasu Palekko dapat ditelusuri hingga ke Kabupaten Pinrang dan Sidrap di Sulawesi Selatan.

Hidangan ini biasanya dibuat dengan bahan utama daging bebek atau ayam yang dimasak dengan cara tertentu menggunakan bumbu-bumbu khas. Kepopuleran Nasu Palekko bahkan telah menyebar ke luar Sulawesi Selatan, menjadikannya salah satu kuliner Indonesia yang patut dicoba.

2. Nasu Likku

Nasu Likku, hidangan istimewa warisan budaya suku Bugis, merupakan perpaduan sempurna antara rempah-rempah dan santan yang menghasilkan cita rasa yang kaya dan menggugah selera. Daging ayam kampung yang dimasak hingga empuk menjadi bahan utama hidangan ini, kemudian dipadukan dengan parutan lengkuas yang memberikan tekstur dan aroma khas.

Santan kental yang digunakan dalam pembuatan Nasu Likku memberikan kekayaan rasa dan membuat daging ayam menjadi lebih lembut. Serai yang digeprek dan dibungkus dalam masakan turut memberikan aroma harum yang khas.

Perpaduan rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, ketumbar bubuk, dan kunyit semakin menyempurnakan cita rasa Nasu Likku. Nasu Likku memiliki sejarah panjang sebagai hidangan istimewa bagi masyarakat Bugis.

Hidangan ini sering disajikan pada acara-acara penting seperti perayaan hari raya Idul Fitri, pernikahan, syukuran, dan upacara adat. Aroma harum dan rasa yang kaya dari Nasu Likku membuatnya menjadi hidangan yang selalu dinantikan dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Bugis.

 

Barongko

3. Barongko

Barongko, kue tradisional khas Bugis-Makassar, bukan sekadar hidangan lezat, namun juga menyimpan nilai sejarah dan filosofi yang mendalam. Sejak zaman kerajaan, barongko telah menjadi hidangan istimewa yang hanya dinikmati oleh kalangan bangsawan.

Kue ini dianggap sebagai penutup hidangan yang mewah dan hingga kini tetap menjadi bagian penting dalam berbagai acara adat seperti pernikahan atau upacara adat lainnya. Terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti pisang kepok yang dihaluskan, gula, santan, dan telur, barongko memiliki cita rasa manis, legit, dan gurih yang khas.

Proses pembungkusan barongko dengan daun pisang memberikan aroma harum yang khas dan tekstur yang lembut serta kenyal. Selain kelezatannya, barongko juga sarat dengan makna filosofis.

Dalam tradisi Bugis, barongko melambangkan kejujuran, karena apa yang terlihat di luar (bungkus daun pisang) mencerminkan isi di dalamnya. Barongko juga menjadi simbol harapan akan kesejahteraan dalam rumah tangga dan kebaikan yang tercermin melalui perilaku yang baik.

4. Barobbo

Barobbo, hidangan tradisional khas Sulawesi Selatan, khususnya suku Bugis, merupakan bubur yang kaya akan cita rasa dan nutrisi. Bahan utama barobbo adalah jagung, baik jagung pulut putih maupun jagung kuning, yang kemudian dimasak bersama beras hingga menghasilkan bubur yang lembut dan gurih.

Untuk menambah kenikmatan, barobbo biasanya ditambahkan berbagai macam sayuran seperti labu kuning, kacang panjang, dan bayam. Cita rasa gurih barobbo berasal dari perpaduan bumbu-bumbu yang digunakan, seperti bawang merah, bawang putih, dan rempah-rempah lainnya.

Teksturnya yang lembut dan kenyal membuat barobbo menjadi hidangan yang sangat nyaman dinikmati, terutama saat masih hangat. Selain itu, barobbo juga kaya akan nutrisi seperti karbohidrat, protein, serat, dan vitamin, sehingga sangat baik untuk kesehatan tubuh.

Keunikan barobbo terletak pada fleksibilitasnya. Selain bahan dasar dan sayuran yang dapat divariasikan, barobbo juga bisa disajikan dengan berbagai macam topping seperti ayam suwir, udang goreng, telur rebus, bawang goreng, perkedel, atau baby corn. Hal ini membuat barobbo menjadi hidangan yang tidak pernah membosankan dan selalu dinantikan.

Dengan cita rasa yang lezat, tekstur yang lembut, dan kandungan nutrisi yang tinggi, barobbo tidak hanya menjadi makanan pokok bagi masyarakat Sulawesi Selatan, tetapi juga telah menjadi salah satu kuliner khas Indonesia yang patut dicoba.

5. Nasu Bale Bolu

Nasu Bale Bolu, hidangan khas Bugis yang sudah sangat familiar di meja makan masyarakat Sidrap, memiliki sejarah dan karakteristik yang unik. Istilah Nasu Bale Bolu sendiri berasal dari bahasa Bugis, di mana nasu berarti memasak, bale berarti ikan, dan bolu adalah sebutan untuk ikan bandeng.

Meskipun proses memasaknya terbilang sederhana, namun cita rasa yang dihasilkan sangat khas dan menggugah selera. Ciri khas utama Nasu Bale Bolu adalah penggunaan asam, terutama asam mangga yang memberikan rasa segar dan sedikit asam.

Selain itu, hidangan ini juga sering ditambahkan irisan bawang merah, tomat, atau cabai rawit untuk menambah cita rasa. Kombinasi bahan-bahan inilah yang membuat Nasu Bale Bolu menjadi salah satu masakan ikan khas Bugis yang sangat digemari.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya