Liputan6.com, Padang - Rumah Gadang bukan sekadar bangunan tempat tinggal bagi masyarakat Sumatra Barat. Bangunan ini memiliki karakteristik kuat yang menjadi wajah sekaligus identitas orang Minangkabau.
Rumah Gadang memiliki karakteristik arsitektur bangunan yang mudah dikenali. Hal inilah yang membuat bangunan ini mewakili identitas masyarakat Minangkabau.
Advertisement
Mengutip dari indonesiakaya.com, kepopuleran rumah ini bahkan telah tersebar ke berbagai penjuru Nusantara. Tak heran jika orang-orang akan langsung mengenali karakteristik bangunan yang identik dengan atap tanduk kerbau ini.
Advertisement
Baca Juga
Sebenarnya, nama rumah gadang lebih populer di kalangan orang-orang luat Sumatra Barat. Sementara di kampung halamannya, rumah tradisional ini lebih dikenal dengan sebutan rumah bagonjong.
Menurut sejarah aslinya, Rumah Bagonjong tak bisa sembarangan didirikan, sekalipun di wilayah di Sumatera Barat. Rumah ini hanya dapat dibangun di kawasan tertentu yang berstatus nagari.
Seiring perkembangan zaman, aturan adat melemah. Alasan inilah yang kemudian membuat eksistensi Rumah Bagonjong banyak ditemukan di luar Minangkabau.
Menurut aturan aslinya, rumah tradisional ini memiliki beberapa karakteristik atau ketentuan khusus. Jumlah ruangan dalam rumah ini ditentukan dari jumlah perempuan yang menghuni rumah tersebut.
Anak-anak dan perempuan yang telah berumur memiliki kamar yang lebih dekat ke arah dapur. Sementara, gadis remaja memiliki kamar di ujung yang berseberangan.
Adapun ruangan dalam rumah terbagi menjadi lanjar dan ruang. Ruang dalam satu rumah berjumlah ganjil, antara tiga hingga 11.
Pada bagian pelataran atau halaman rumah, terdapat sepasang bangunan yang disebut rangkiang. Fungsinya sebagai lumbung.
Tak jauh dari bangunan rumah, biasanya juga terdapat surau. Fungsinya sebagai tempat beribadah sekaligus tempat tinggal lelaki dewasa yang belum menikah.
Rumah Bagonjong memiliki karakteristik hiasan eksterior yang sangat dikenal, yakni berupa ornamen ukiran kayu. Ornamen tersebut menjadi pengisi bidang persegi dan lingkaran di permukaan luar bangunan yang memenuhi dinding, daun jendela, tiang-tiang, dan daun pintu.
Umumnya, motif ukirannya berupa tumbuhan merambat, bunga, dan buah. Selain itu, motif-motif geometris juga umum ditemukan, mulai dari segitiga, segi empat, hingga jajar genjang (belah ketupat).
Masyarakat setempat umumnya membangun Rumah Bagonjong di atas tanah milik keluarga induk dalam suatu suku atau kaum. Sesuai asas matrilineal yang dianut masyarakat Minangkabau, rumah tersebut nantinya diwariskan antar generasi berdasarkan garis keturunan perempuan.
Penulis: Resla