Liputan6.com, New York - Total penawaran saham perdana/initial public offering (IPO) global cukup menggairahkan sepanjang 2014. Hal itu seiring pasar saham menguat dan minat investor yang kuat.
Berdasarkan data sementara dari Dealogic, volume IPO mencapai US$ 257,70 miliar naik 49 persen sepanjang tahun ini, dan tertinggi sejak 2010.
Mengutip laman CNBC, Jumat (19/12/2014), total IPO terbesar dipegang oleh perusahaan raksasa e-commerce China yaitu grup Alibaba di Bursa Efek New York. Total dana yang diraup grup Alibaba dari IPO mencapai US$ 25 miliar. Angka ini mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Agricultural Bank of China sebesar US$ 22,1 miliar yang tercatat pada 2010.
Advertisement
Sementara itu, IPO terbesar lainnya dipegang oleh Saudi Arabia's National Commercial Bank dengan total dana US$ 6 miliar, dan perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Australia yaity Medibank Private yang raih dana IPO sebesar US$ 4,9 miliar. Bila melihat secara sektoral, perusahaan di sektor saham teknologi dan keuangan paling aktif meningkatkan modal lewat IPO.
Sektor saham teknologi meraih dana IPO sekitar US$ 59,9 miliar pada 2014, meningkat dari US$ 11 miliar pada 2013. Sedangkan IPO sektor saham keuangan naik dua kali lipat menjadi US$ 38,5 miliar pada 2014, dari periode 2013 sebesar US$ 19,2 miliar.
Bursa saham terbesar sebagai tempat IPO, bursa saham New York (New York Stock Exchange/NYSE) masih berada di posisi teratas. Jumlah IPO nya sekitar 111 kesepakatan penawaran senilai US$ 71,7 miliar, dan ini merupakan rekor bursa saham. Tahun lalu, total penawaran mencapai US$ 43,9 miliar.
NYSE mengalahkan bursa saham Nasdaq dengan merebut pencatatan saham grup Alibaba sehingga mampu memecahkan rekor. Padahal biasanya Nasdaq sebagai pilihan yang lebih disukai banyak perusahaan teknologi untuk mencatatkan saham di Amerika Serikat (AS). Meski demikian, total IPO di bursa saham Nasdaq mencapai 173 dengan total nilai US$ 23,3 miliar.
Berdasarkan wilayah, perusahaan Asia memimpin penggalangan dana dengan volume IPO mencapai US$ 106,8 miliar, tertinggi sejak 2010. Sementara itu, perusahaan dari Eropa, Timur Tengah dan Afrika serta AS masing-masing memperoleh dana sekitar US$ 83,8 miliar dan US$ 60,9 miliar. Bagi AS, angka itu tertinggi sejak 2000. (Ahm/)