Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham sore hari ini. Gerak IHSG melemah ini terkena sentimen negatif dari bursa saham China yang terpengaruh pengetatan pinjaman marjin.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (28/5/2015) IHSG melemah 15,98 poin (0,30 persen) ke level 5.237,40. Indeks saham LQ45 melemah 0,30 persen ke level 910,22. Sebagian besar indeks saham acuan melemah kecuali indeks saham Pefindo25 naik 0,54 persen ke level 462,26.
Baca Juga
Ada sebanyak 152 saham melemah sehingga menekan IHSG. 101 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. Adapun 118 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 229.760 kali dengan volume perdagangan 5,09 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,71 triliun.
Pada hari ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.278,41 dan terendah 5.232,93. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah sehingga menekan indeks saham. Sektor saham yang menguat hanya sektor saham barang konsumsi naik 0,74 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 0,44 persen, sektor saham manufaktur mendaki 0,20 persen, dan sektor saham industri dasar menanjak 0,14 persen.
Adapun sektor saham konstruksi mencatatkan penurunan paling dalam sebanyak 1,22 persen, lalu disusul sektor saham aneka industri merosot 0,86 persen, dan sektor saham perdagangan melemah 0,79 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 400 miliar. Pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 500 miliar.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham UNVR naik 1,01 persen ke level Rp 44.950 per saham, saham LINK mendaki 2,27 persen ke level Rp 5.625 per saham, dan saham PPRO menanjak 1,55 persen ke level Rp 196 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BMRI turun 1,82 persen ke level Rp 10.800 per saham, saham UNTR susut 4,52 persen ke level Rp 21.100 per saham, dan saham BUMI merosot 6,67 persen ke level Rp 84 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, sentimen regional terutama pelemahan bursa saham menyeret IHSG ke zona merah. Bursa saham China melemah itu didorong dari aturan pengetatan batas pinjaman marjin.
Selain rentimen regional, aksi jual investor di pasar modal Indonesia juga menekan IHSG. Pelaku pasar juga menunggu rilis data makro ekonomi Indonesia pada awal Juni 2015.
"Pelaku pasar wait and see rilis data ekonomi dengan kecenderungan melakukan aksi ambil untung," kata Satrio saat dihubungi Liputan6.com. (Ahm/)