Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai obligasi atau surat utang dapat menjadi pembuka jalan bagi emiten untuk memperoleh pembiayaan jangka panjang.
Ketua OJK Muliaman Hadad menyampaikan hal itu saat perayaan diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, Senin (10/8/2015).
"Obligasi jadi angir segar dan pembuka jalan buat emiten lain memperoleh pembiayaan jangka panjang," ujar Muliaman.
Baca Juga
Hal itu terkait pencatatan obligasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk senilai Rp 7 triliun. Obligasi Telkom ini juga ada bertenor 30 tahun. Muliaman menuturkan, penawaran obligasi Telkom ini diminati oleh investor. "Minatnya cukup tinggi ada kelebihan permintaan," kata Muliaman.
Advertisement
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menawarkan obligasi atau surat utang tahap I tahun 2015 senilai Rp 7 triliun. Obligasi ini termasuk penawaran obligasi dengan mekanisme berkelanjutan senilai Rp 12 triliun. Obligasi yang ditawarkan mulai dari berjangka waktu 7 tahun hingga 30 tahun.
Obligasi tersebut ditawarkan dengan nilai 100 persen dari jumlah pokok obligasi. Pembayaran bunga pertama akan dilakukan pada 23 September 2015. Dana hasil penawaran obligasi digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan merger serta akuisisi.
Obligasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk telah mendapatkan peringkat id AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Untuk menawarkan obligasi, perseroan telah menunjuk PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Securities Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. Sedangkan PT Bank Permata bertindak sebagai wali amanat. (Fik/Ahm)