Wall Street Rebound Ditopang Saham Energi

Rebound Wall Street dipicu oleh naiknya saham-saham energi juga harga minyak yang naik.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 15 Jan 2016, 04:33 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2016, 04:33 WIB
Saham Nike Topang Penguatan Wall Street
Sentimen bervariasi di awal pekan telah mendorong bursa saham Amerika Serikat menguat dengan indeks saham Dow Jones naik 14,57 poin.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat ditutup naik setelah melemah pada awal sesi Kamis waktu setempat. Rebound Wall Street dipicu oleh naiknya saham-saham energi juga harga minyak yang naik.

Keuntungan di Wall Street berada di seluruh papan, tapi saham energi mengungguli semua orang lain sebagai minyak mentah harga CLG6, + 2,07 persen naik 2,4 persen menjadi US$ 31,20 per barel.

Dilansir dari Marketwatch, Jumat (15/1/2015), The S&P 500 indeks SPX, ditutup naik 31,56 poin, atau 1,7 persen di 1.921.84. The S&P 500 sektor energi melonjak 4,5 persen, sementara semua 10 sektor utama pun naik. Sektor kesehatan dan teknologi naik 2,7 persen dan 2 persen masing-masing.

"Pasar saham telah jatuh banyak selama beberapa minggu dan itu baik terlambat untuk sebuah pantulan. Saham berhasil menahan keuntungan mereka, tetapi pasar masih tetap rapuh, "kata Ryan Larson, kepala perdagangan ekuitas di RBC Global Asset Management.

Dow Jones Industrial Average DJIA naik 227,64 poin, atau 1,4 persen, ke 16.379.05. Sementara itu, Nasdaq Composite COMP, melonjak 88,94 poin, atau 2 persen, ke 4.615.00.

Sebelumnya diprediksi S&P akan jatuh 75 persen dari levelnya yang tinggi akhir-akhir ini, sebuah prediksi yang dilakukan oleh SOciete Generale, bearish global strategist Albert Edwards.

"Panggilan yang dibuat oleh RBS atau SocGen mungkin berlaku. Tapi selalu ada kemungkinan bahwa Fed mungkin datang dan menopang pasar ini dan membuktikan semua salah, "kata Joseph Saluzzi, mitra dan co-kepala perdagangan ekuitas di Themis Perdagangan.

"Dalam jangka pendek, ada masalah besar dengan struktur pasar, seperti kurangnya likuiditas dalam menghadapi aksi jual tajam yang akan memperburuk penarikan apapun," katanya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya