Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Akan tetapi, penguatan tidak terlalu signifikan mengingat pelaku pasar sudah mengantisipasi penurunan suku bunga acuan atau BI Rate.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (18/2/2016), IHSG naik 0,28 persen atau 13,28 poin ke level 4.778,79.Indeks saham LQ45 naik 0,39 persen ke level 838,79. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham Pefindo25 turun 0,56 persen ke level 342,01.
Baca Juga
Pada hari ini, ada sekitar 148 saham menghijau sehingga mampu membuat IHSG bertahan di zona hijau. Akan tetapi, 123 saham melemah sehingga menahan penguatannya. 100 saham diam di tempat.
Advertisement
Transaksi perdagangan saham pada hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 307.074 kali dengan volume perdagangan saham 5,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,8 triliun.
Baca Juga
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 400 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 500 miliar. Nilai tukar rupiah berada di posisi 13.473 per dolar Amerika Serikat (AS).
IHSG pun sempat berada di level tertinggi 4.803,6 dan terendah 4.760,23. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham perkebunan susut 1,07 persen, sektor saham konstruksi melemah 0,75 persen dan sektor saham perdagangan melemah 0,47 persen.
Sektor saham tambang naik 1,18 persen, dan mencatatkan penguatan terbesar pada hari ini. Disusul sektor saham barang konsumsi naik 0,64 persen dan sektor saham manufaktur 0,63 persen.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham INDF naik 4,6 persen ke level harga Rp 6.825 per saham, saham ESSA mendaki 6,45 persen ke level Rp 1.650 per saham, dan saham LINK naik 3,58 persen ke level Rp 3.475 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham SRIL susut 3,86 persen ke level Rp 274 per saham, saham LPCK melemah 3,1 persen ke level Rp 6.250 per saham, dan saham CTRS tergelincir 2,29 persen ke level Rp 1.920 per saham.
Bursa saham Asia cenderung menguat pada hari ini kecuali indeks saham Shanghai turun 0,16 persen ke level 2.862. Indeks saham acuan lainnya yang menguat antara lain indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 2,32 persen ke level 19.363.
Disusul indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,32 persen ke level 1.908, dan indeks saham Singapura mendaki 1,67 persen ke level 2.657.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan pelaku pasar sudah mengantisipasi BI Rate turun menjadi 7 persen. Hal itu membuat sejumlah pelaku pasar melepas posisi di saham.
Akan tetapi, IHSG mampu menguat ditopang dari aksi beli investor asing dan bursa saham global positif. "Pasar sudah mengantisipasi sehingga lepas posisi. Bahkan sentimen dari BI Rate dikatakan sudah tidak ada. Akan tetapi ke depan IHSG masih bisa naik. Apalagi bank sentral Amerika Serikat sudah beri sinyal penundaan kenaikan suku bunga," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.
Satrio menilai, langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga hal yang wajar. Mengingat jarak inflasi dan BI Rate cukup jauh. Selain itu, bank sentral AS juga sudah beri sinyal menunda kenaikan suku bunga.
"BI menunjukkan kalau sudah ada tren penurunan suku bunga. Namun diharapkan level BI Rate dan inflasi tidak terlalu jauh. Ekonomi diharapkan juga dapat tercapai pertumbuhannya," kata Satrio.
Mengutip laman Bloomberg, Manajer Investasi Baring Asset Management Ltd Soo Hai Lim menuturkan, sentimen di Indonesia telah bergeser ke positif. Investor melihat sejumlah peningkatan untuk pemulihan ekonomi.
BI telah memutuskan menurunkan BI Rate menjadi 7 persen pada hari ini. (Ahm/Igw)