Presiden Sementara Suriah Jadikan Arab Saudi Destinasi Lawatan Pertamanya

Apa yang dibahas al-Sharaa dan Pangeran Mohammed bin Salman?

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Feb 2025, 07:36 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2025, 07:36 WIB
Putra Mahkota sekaligus pemimpin de facto Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bersalaman dengan presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa di Riyadh, Minggu (2/2/2025).
Putra Mahkota sekaligus pemimpin de facto Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bersalaman dengan presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa di Riyadh, Minggu (2/2/2025). (Dok. Kementerian Media Arab Saudi via AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Riyadh - Presiden sementara Suriah melakukan perjalanan luar negeri pertamanya ke Arab Saudi pada Minggu (2/2/2025). Ahmad al-Sharaa tiba di Riyadh bersama menteri luar negerinya, Asaad al-Shaibani.

Keduanya terbang menggunakan jet Arab Saudi.

Televisi negara Arab Saudi menyoroti fakta bahwa al-Sharaa, yang pertama kali dikenal secara internasional dengan nama samaran Abu Mohammed al-Golani, menjadikan Riyadh sebagai tujuan perjalanannya yang pertama.

Bendera baru Suriah yang terdiri dari tiga warna berkibar berdampingan dengan bendera Arab Saudi di bandara, sementara al-Sharaa yang mengenakan setelan jas dan dasi turun dari pesawat. Dia kemudian bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi yang juga penguasa de facto kerajaan, Pangeran Mohammed bin Salman, di Istana al-Yamamah di Riyadh. Demikian seperti dikutip dari AP, Senin (3/2).

Kantor Berita Arab Saudi (SPA) menggambarkan pembicaraan mereka adalah upaya untuk mendukung keamanan dan stabilitas Suriah sebagai saudara. Sementara itu, kantor berita Suriah, SANA, mengutip al-Sharaa yang mengatakan bahwa mereka, "Mengupayakan peningkatan level komunikasi dan kerja sama di semua bidang, terutama yang berkaitan dengan kemanusiaan dan ekonomi."

Arab Saudi merupakan salah satu negara Arab yang banyak mengalirkan dana kepada kelompok pemberontak yang berusaha menggulingkan Bashar al-Assad setelah protes anti-pemerintah Suriah pada 2011 berubah menjadi tindakan keras yang berdarah. Namun, kelompok-kelompok tersebut akhirnya dikalahkan ketika Assad melancarkan perang saudara yang didukung oleh Iran dan Rusia.

Keadaan berubah drastis setelah serangan kilat yang dipimpin oleh al-Sharaa pada Desember 2024 melalui Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok yang sebelumnya berafiliasi dengan Al Qaeda namun kini telah mengecam hubungan masa lalunya.

Jaga Jarak dari Iran dan Rusia

Putra Mahkota sekaligus pemimpin de facto Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bertemu dengan presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa di Riyadh, Minggu (2/2/2025).
Putra Mahkota sekaligus pemimpin de facto Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bertemu dengan presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa di Riyadh, Minggu (2/2/2025). (Dok. Kementerian Media Arab Saudi via AP)... Selengkapnya

Sejak kemenangannya atas Assad, al-Sharaa dan HTS dinilai hati-hati mengelola citra publik mereka. Al-Sharaa memilih penampilan militer berwarna zaitun mirip Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menunjuk perempuan dalam posisi penting, dan berusaha menjaga hubungan dengan populasi Kristen serta Syiah Alawi di Suriah.

Langkah ini mencakup pula upaya menjaga jarak dari Iran dan Rusia. Hingga kini, Iran belum membuka kembali kedutaannya di Damaskus, yang sebelumnya menjadi pusat operasi "Axis of Resistance" yang dipimpin Iran, yang mencakup Suriah di bawah Assad, Hizbullah di Lebanon, dan mitra lainnya.

Sementara itu, Rusia dilaporkan ingin mempertahankan akses ke pangkalan udara dan laut yang dimilikinya di Suriah dan menampung Assad saat pemberontak berhasil menguasai ibu kota.

Langkah-langkah tersebut diyakini ditujukan untuk meyakinkan Barat dan mencoba agar sanksi yang memberatkan Suriah dicabut. Membangun kembali Suriah setelah lebih dari satu dekade perang kemungkinan akan menghabiskan ratusan miliar dolar, selain biaya untuk memenuhi kebutuhan rakyat Suriah, yang jutaan di antaranya masih hidup dalam kemiskinan.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan sebelumnya telah mengunjungi Damaskus pada Januari dan mengatakan pihaknya telah secara aktif terlibat dalam dialog untuk mencabut sanksi terhadap Suriah.

Sebelum perjalanannya ke Riyadh, al-Sharaa menerima kunjungan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, menandai kepala negara asing pertama yang mengunjungi Damaskus sejak runtuhnya rezim Assad.

Di dalam negeri, pemerintah sementara Suriah masih menghadapi tantangan dari kelompok ISIS dan kelompok militan lainnya. Pada Sabtu (1/2), sebuah bom mobil meledak di Manbij, sebuah kota di Provinsi Aleppo, menewaskan empat warga sipil dan melukai sembilan orang.

Pada Desember, pemberontak yang didukung Turki merebut Manbij sebagai bagian dari upaya Ankara mengamankan wilayah Suriah dekat perbatasannya untuk zona penyangga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya