Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Penguatan itu ditopang dari rilis data ekonomi global.
Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) alami pertumbuhan dan sesuai konsensus memberikan harapan pelaku pasar Selain itu, rilis data ekonomi China masih cukup baik.
Baca Juga
Sedangkan dari sentimen internal, Alfred menilai rilis cadangan devisa Maret 2016 cukup baik juga masih membayangi IHSG. Ia menambahkan, sentimen lainnya pengaruhi IHSG yaitu pembagian dividen 2015. Sentimen itu juga menggerakkan saham lapis kedua dan ketiga pada pekan ini.
Advertisement
"Dalam dua hari ini IHSG menguat, ada potensi kembali menguat. IHSG akan berada di level 4.800-4.910," kata Alfres saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (14/4/2016).
Baca Juga
Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko mengatakan pembelian kembali saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua mendorong penguatan IHSG.
Laju IHSG membuat suatu pola akumulasi sideways akan berakhir dengan pembentukan reli jangka pendek untuk melewati level 4.925.
"IHSG akan berada di level support 4.825-4.685-4.575 dan resistance 4.925-5.050-5.150," ujar Yuganur.
Rekomendasi Saham
Yuganur memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Sedangkan Alfred memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Rekomendasi Teknikal
Yuganur memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk untuk dicermati pelaku pasar pada Kamis pekan ini. Ia menuturkan, secara teknikal ada pola perbaikan jangka pendek dan menengah untuk pergerakan saham BBNI sehingga menarik diakumulasi.
Ia merekomendasikan masuk saham PT Bank Negara Indonesia Tbk di level pertama Rp 5.025, level kedua Rp 4.925, dan cut loss point Rp 4.825. (Ahm/Ndw)