Sentimen Suku Bunga dan Data Ekonomi Warnai Pergerakan Pasar pada 16-20 Desember 2024, Intip Rekomendasi Sahamnya

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan menuturkan, pasar pada 16-20 Desember 2024 akan mencermati data ekspor-impor Indonesia

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Des 2024, 10:34 WIB
Diterbitkan 16 Des 2024, 10:34 WIB
Sentimen Suku Bunga dan Data Ekonomi Warnai Pergerakan Pasar pada 16-20 Desember 2024, Intip Rekomendasi Sahamnya
Pada pekan ini para pelaku pasar modal akan fokus pada sentimen positif suku bunga dari domestik dan global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pada pekan ini para pelaku pasar modal akan fokus pada sentimen positif suku bunga dari domestik dan global.

Selain itu, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan menuturkan, pasar pada 16-20 Desember 2024 akan mencermati data ekspor-impor Indonesia. David menyampaikan pada pekan ini, tepatnya 16 Desember2024 dari domestik akan dirilis data export-import Indonesia.

Sebagai gambaran perdagangan Indonesia menyempit menjadiUSD 2,47 miliar pada Oktober 2024, turun dari USD 3,47 miliarpada bulan yang sama di tahun sebelumnya dan di bawah estimasi pasar sebesar USD 3,05 miliar.

Ini menandai surplus perdagangan terkecil sejak Juni, terutama karena lonjakan impor. Selanjutnya pada 18 Desember 2024, Bank Indonesia diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 6% selama rapat November 2024, sesuai dengan ekspektasi banyak pihak.

Keputusan ini bertujuan memperkuat stabilitas Rupiah dalam menanggapi meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, khususnya perkembangan di Amerika Serikat.

"Keputusan ini juga berupaya memastikan inflasi tetap berada dalam kisaran sasaran 2,5±1% untuk tahun 2024 dan 2025, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar David dalam keterangan resmi, Senin (16/12/2024).

Rupiah telah terdepresiasi sebesar 0,84% secara bulanan, terutama didorong oleh penguatan dolar AS secara luas dan pergeseran preferensi investor global terhadap aset AS menyusul hasil pemilu AS.

Sementara itu, tingkat inflasi tahunan Indonesia menurun menjadi 1,71% pada Oktober 2024 dari 1,84% pada bulan sebelumnya. Angka initerendah sejak Oktober 2021 dan tetap berada dalam kisaran sasaran bank sentral.

 

 

Sentimen Global

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu dari global, perhatian pelaku pasar seluruh dunia pada sepekan ini adalah keputusan The Fed dan Bank of Japan terkait suku bunga. Sebelumnya Bank of Japan (BoJ) dengan suara bulat mempertahankan suku bunga jangka pendek utamanya di sekitar 0,25% selama pertemuannya pada Oktober, mempertahankannya pada level tertinggi sejak 2008 dan sesuai dengan estimasi pasar.

Dewan Kebijakan tetap berkomitmen untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, jika data ekonomi dan harga sesuai dengan perkiraan. Dalam prospek triwulanan, BoJ mempertahankan perkiraannya bahwa inflasiinti akan mencapai 2,5% pada tahun fiskal 2024, dengan inflasi diperkirakan berada di sekitar 1,9% untuk tahun fiskal 2025.

Berkaca pada sejumlah sentimen tersebut, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham yang menarik dicermati pekan ini:

1. Buy MAPA (Current Price: 1.040, Entry: 1.040, Target Price: 1.140, Stop Loss: 985, Risk to Reward Ratio: 1:1,8).

PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) yang bergerak di sektorretail akan menjadi salah satu emiten favorit akhir tahun, sentimen ini juga didukung dengan data makro ekonomi yaituIKK yang naik di level 125,9. Saat ini MAPA bergerak di atasrata-rata indikator MA5 & MA20 dan selama MAPA mampubergerak di atas MA50 maka ada potensi untuk MAPA uji area resist penting di level 1.170.

 

Saham Lainnya

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

2. Buy TBIG (Current Price: 2.985, Entry: 2.030, Target Price: 2.170, Stop Loss: 1.970, Risk to Reward Ratio: 1:2,3).

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki probability kenaikan 60% pada Desember dalam 5 tahun terakhir dan dalam jangka pendek ada potensi untuk TBIG breakout dan keluar dari area sideways-nya. Menariknya, indikator MACD mulai terlihat bullish dan histogram bergerak positif.

TBIG yang selama ini sering kali menerbitkan obligasi untuk mendapatkan pinjaman, di era suku bunga yang lebih murah memiliki kesempatan untuk mendapatkan pinjaman yang bonafit dengan melihat ruang dan kesempatan sektor tower dan telekomunikasi yang masih luas.

3. Buy ISAT (Current Price: 2.630, Entry: 2.630, Target Price: 2.820, Stop Loss: 2.520, Risk to Reward Ratio: 1:1,7).

PT Indosat Tbk (ISAT) saat ini bergerak di atas rata-rata harianMA5 & MA20, terlihat juga ISAT mulai keluar dari area downtrend channelnya dan indikator MACD bergerak di area bullish serta kenaikan kemarin didukung dengan high volume breakout.

Kinerja IHSG

IHSG Ditutup Melemah ke 6.023,64
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpampang di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor saham berada di zona merah. Pelemahan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.324 atau melemah 0,8% dalam sepekan terakhir pada akhir perdagangan, Jumat, 13 Desember 2024.

Sentimen pergerakan IHSG pekan lalu yakni aliran dana asing keluar (outflow) yang mencapai Rp1,9 Triliun di pasar reguler. Data ini mencerminkan adanya tekanan jual dari investor asing.

"Kondisi ini juga menunjukkan kewaspadaan pelaku pasar terhadap perkembangan global terutama keputusan suku bunga the Fed dan Bank of Japan di pekan ini," ujar David. Menurut David, ada dua sentimen global yang memengaruhi market pada pekan lalu yakni Inflation Rate US dan Producer Price Index.

Dijelaskan David, tingkat inflasi di Amerika Serikat untuk November menunjukkan peningkatan tahunan sebesar0,1%, sehingga mencapai angka 2,7% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Kenaikan ini mencerminkan adanyaperubahan dalam kondisi ekonomi yang perlu diperhatikandengan serius. Angka inflasi ini akan menjadi acuan bagi the Fed dalam menentukan kebijakan moneter yang tepat kedepannya.

Selanjutnya terkait sentimen Producer Price Index (PPI), pada November Amerika Serikat melaporkan bahwa Producer Price Index (PPI) mengalami kenaikan yang melebihi ekspektasi. Indeks tersebut naik sebesar 0,4%, yang jauh lebih tinggidibandingkan dengan proyeksi konsensus pasar yang hanya sebesar 0,1%.

 

Ada Tekanan

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kenaikan ini menunjukkan adanya tekanan inflasiyang lebih kuat di tingkat produsen daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Selain itu, hal ini juga mencerminkan adanya peningkatan biaya produksi yang kemungkinan akan berdampakpada harga barang di tingkat konsumen dalam waktu dekat.

Tak hanya data global, David juga melihat dua sentimen domestik yang memengaruhi market yakni tingkat keyakinan konsumen di Indonesia dan nilai tukar USD. Tingkat keyakinan konsumen di Indonesia pada November 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan angka yang naik ke level 125,9 dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada level 121,1.

Kenaikan ini mencerminkan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun prospek ekonomi di masa mendatang. Indeks keyakinan konsumen yang lebih tinggi biasanya mencerminkan kepercayaan masyarakatyang meningkat terhadap stabilitas pendapatan, lapangan kerja, dan kemampuan daya beli.

Hal ini juga dapat berdampak positif pada pola konsumsi domestik, yang merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selanjutnya terkait nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat (USD) terhadap Rupiah Indonesia (IDR) yang ternyata kembalimengalami pergerakan signifikan dengan menyentuh level Rp16.022. Angka ini menunjukkan depresiasi nilai Rupiah terhadap Dolar AS, yang kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, baik domestik maupun global.

"Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) diharapkan dapatmengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitasnilai tukar, seperti melalui intervensi pasar atau kebijakanmoneter yang lebih ketat, demi memastikan dampak negatif daripelemahan Rupiah dapat diminimalkan," jelas David.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya