Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklaim isu keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau biasa disebut Britain Exit (Brexit) tak berpengaruh ke pasar saham. Sebagaimana diketahui, referendum akan diselenggarakan pada 23 Juni 2016.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, kalaupun Brexit terjadi justru yang terkena dampak ialah surat utang negara (SUN).
"Mungkin ke surat utang kali ya. Kalau saham tidak begitu. Surat utang negara ya banyak investor," kata dia di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Dia mengatakan, pasar saham juga tak terlalu terpengaruh terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed). Menurut dia, pelaku pasar telah memprediksi perubahan suku bunga tersebut.
"Mestinya ini berita sudah lama bahwa The Fed kecenderungan menaikkan suku bunga mestinya persiapannya sudah matang para investor dan kalkulasi mereka," jelas dia.
Baca Juga
Sementara , dia optimistis IHSG bakal tembus level 5.000 pada tahun ini. Sejauh ini, dia mengatakan belum ada sentimen baru yang mengerek pergerak IHSG. Samsul menambahkan, pergerakan IHSG dipengaruhi fundamental yang tercermin dalam laporan keuangan.
"Tinggal mereka diperkuat lagi dengan laporan keuangan Juni. Kalau keuangan Juni-nya OK saya kira optimis ya bisa mencapai indeks yang di atas 5.000," ujar dia.
Sementara itu, dalam riset PT Mandiri Sekuritas menyebutkan kalau ada risiko global yang masih membayangi IHSG. Risiko itu antara lain kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yang lebih cepat dari prediksi, voting Brexit, nilai tukar yuan dan ekonomi China. Selain itu, pemilihan presiden AS.
Hingga penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG telah naik 4,66 persen ke level 4.807,23 sepanjang 2016. Penguatan IHSG itu didorong dari sektor saham tambang naik 26,45 persen, disusul sektor saham barang industri menanjak 12,22 persen, dan sektor saham infrastruktur sekitar 9,95 persen.
Di bursa Asia, kenaikan IHSG masuk posisi tiga besar sepanjang 2016. Bursa saham Thailand membukukan kenaikan 10,22 persen dan bursa saham Filipina mendaki 8,6 persen. Dana investor asing yang masuk ke pasar modal Indonesia mencapai Rp 6,09 triliun sepanjang 2016. (Amd/Ahm)
Advertisement