Sektor Saham Energi Bebani Wall Street

Harga minyak turun 5 persen mendorong aksi jual saham energi sehingga menekan bursa saham AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Mar 2017, 05:09 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2017, 05:09 WIB
Wall Street Tumbang Dipicu Saham AIG dan Twitter
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Selasa (Rabu pagi).

Liputan6.com, New York - Sektor saham energi melemah ke level terendah hampir enam bulan sehingga mendorong indeks saham S&P 500 dan Dow Jones tertekan. Aksi jual terjadi di sektor saham energi imbas harga minyak yang tertekan.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones susut 69,14 poin atau 0,13 persen ke level 20.855,62. Indeks saham S&P 500 tergelincir 5,4 poin atau 0,23 persen ke level 2.362,99. Sedangkan indeks saham Nasdaq naik 3,62 poin atau 0,06 persen ke level 5.837,55.

Sektor saham energi kena aksi jual usai ada laporan the Energy Information Administration yang menunjukkan pasokan minyak AS meningkat dalam pekan kesembilan. Laporan itu menyebutkan kalau pasokan minyak AS naik melebihi dari yang diharapkan. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pun turun 5,8 persen menjadi US$ 50,05 per barel.

Mengutip laman Marketwatch, Kamis (9/3/2017), saham-saham yang tertekan antara lain saham Exxon Mobil dan Chevron Corp masing-masing turun hampir 2 persen. Sedangkan saham Caterpillar turun 2,8 persen.

Sentimen negatif lainnya didorong dari laporan data tenaga kerja di sektor swasta. ADP, salah satu lembaga keuangan melaporkan tenaga kerja sektor swasta bertambah 298 ribu. Data tenaga kerja ini mendorong spekulasi kenaikan suku bunga AS pada Maret. Data tenaga kerja menjadi pertimbangan bank sentral AS atau the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga. Hal ini juga mempengaruhi bursa saham.

"Penurunan di pasar saham dimulai, dan data tenaga kerja menjadi sentimen untuk menentukan arah pergerakan pasar," ujar Analis Wunderlich Securities Art Hogan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya