RI Cetak Surplus pada Februari, IHSG Menguat Terbatas

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,81 poin atau 0,02 persen ke level 5.432 pada sesi pertama perdagangan saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Mar 2017, 12:25 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2017, 12:25 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah tipis 0,01 persen (0,41 poin) ke 5.371,67 pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan penguatan terbatas pada sesi pertama perdagangan saham Rabu pekan ini. Penguatan IHSG terjadi di tengah rilis neraca perdagangan Indonesia pada Februari sekitar US$ 1,3 miliar.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Rabu (15/3/2017), IHSG naik tipis 0,81 poin atau 0,02 persen ke level 5.432,40. Indeks saham LQ45 melemah 0,18 persen ke level 898. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 132 saham menguat sehingga mendorong IHSG tetap di zona hijau. Sedangkan 147 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Sedangkan 115 saham saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sektiar 173.720 kali dengan volume perdagangan 6,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 2,7 triliun. Investor asing melakukan aksi beli sektiar Rp 132 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.365.

Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.447,48 dan terendah 5.427,81. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 0,18 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,31 persen dan sektor saham perdagangan menguat 0,56 persen.

Sedangkan sektor saham perkebunan melemah 0,65 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi 0,56 persen dan sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,27 persen.

Saham-saham yang menguat sebagian besar saham-saham lapis kedua dan ketiga. Saham BCIP naik 26,95 persen ke level Rp 179 per saham, saham FPNI melonjak 25 persen ke level Rp 390 per saham, dan DNET mendaki 22,50 persen ke level Rp 2.450 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham UNSP merosot 19,60 persen ke level Rp 402 per saham, saham MRAT susut 13,04 persen ke level Rp 200 per saham, dan saham SAFE turun 12,84 persen ke level Rp 190 per saham.

Sebagian besar bursa Asia melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,04 persen ke level 23.836. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,10 persen ke level 2.131,21, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,32 persen ke level 19.547.

Selain itu, indeks saham Shanghai turun 0,01 persen ke level 3.239, indeks saham Singapura merosot 0,28 persen ke level 3.134, dan indeks saham Taiwan susut 0,15 persen ke level 9.728.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Februari 2017 mencapai US$ 1,32 miliar. Hal ini dipicu oleh surplus sektor nonmigas US$ 2,55 miliar, sementara neraca perdagangan di sektor migas defisit US$ 1,23 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto, atau yang akrab disapa Kecuk, mengatakan kinerja nilai ekspor Indonesia pada Februari 2017 mencapai US$ 12,57 miliar atau lebih tinggi daripada realisasi impor di periode yang sama sebesar US$ 11,26 miliar.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya