Bursa Asia Dibuka Menghijau, Investor Fokus pada Pertemuan OPEC

Sebagian besar pelaku pasar melihat bahwa The Fed masih dalam koridor rencana awal yaitu untuk menaikkan suku bunga acuan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 24 Mei 2017, 08:45 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2017, 08:45 WIB
Bursa Asia menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Investor menunggu risalah hasil pertemuan The Fed dan OPEC.
Bursa Asia menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Investor menunggu risalah hasil pertemuan The Fed dan OPEC.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Investor menunggu risalah hasil pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan juga pertemuan negara-negara yang tergabung dalam organisasi eksportir minyak (OPEC).

Mengutip CNBC, Rabu (24/5/2017), Indeks Nikkei Jepang melonjak 0,79 persen di awal perdagangan. Sedangkan Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,31 persen. Untuk indeks ASX 200 Australia naik tipis 0,1 persen.

Pelaku pasar di bursa Asia sedang menunggu risalah pertemuan Bank Sentral AS. Dalam risalah tersebut terdapat rincian pertumbuhan Bank Sentral AS dalam melihat ekonomi sehingga menjadi dasar untuk kenaikkan suku bunga Bank Sentral AS pada Juni nanti.

Sebagian besar pelaku pasar melihat bahwa The Fed masih dalam koridor rencana awal yaitu untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali sepanjang tahun ini.

Sedangkan isu kedua yang juga ditunggu oleh pelaku pasar bursa Asia adalah hasil pertemuan dari OPEC dan beberapa negara produsen minyak di luar OPEC. Negara-negara tersebut akan melakukan pertemuan di Wina Austria yang dipimpin oleh Arab Saudi.

Harga minyak naik cukup tinggi karena pelaku pasar optimistis dalam pertemuan tersebut OPEC dan beberapa negara lain akan bersepakat untuk melanjutkan pemangkasan produksi.

Pada Selasa kemarin, delegasi dari Kuwait, Aljazair, Ekuador dan Meksiko menyatakan dukungannya untuk memperpanjang langkah pemangkasan produksi tersebut. Menteri perminyakan Kuwait Essam al-Marzouq menyatakan bahwa mereka sepakat untuk menempuh segala cara untuk mencapai keseimbangan harga minyak yang baru.

"Ini terus menjadi momentum untuk mendorong kenaikan harga minyak," jelas analis energi CHS Hedging Tony Headrick.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya