Faktor Ini Dorong IHSG Kembali Cetak Rekor Baru

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 85,25 poin atau 1,49 persen ke level 5.792,89 pada Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jun 2017, 19:03 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2017, 19:03 WIB
Ilustrasi laju IHSG
Ilustrasi IHSG

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Antisipasi pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) dan lembaga pemeringkat internasional Moody's Investor Service menaikkan prospek sektor bank di Indonesia jadi positif mendorong laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (14/6/2017), IHSG melejit 85,25 poin atau 1,49 persen ke level 5.792,89. Indeks saham LQ45 naik 1,7 persen ke level 974,17. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Ada sebanyak 229 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 118 saham melemah dan 94 saham lainnya diam di tempat. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 233,80 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 13.277.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa menguat pada perdagangan kemarin berimbas ke pasar saham Indonesia. Pelaku pasar melihat investor di AS cenderung tenang hadapi hasil pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve. Diperkirakan the Federal Reserve menaikkan suku bunga pada pertemuan Juni.

"Pasar kita melihat sentimen the Fed. Ternyata investor di AS tidak terlalu panik jelang pertemuan the Federal Reserve," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com, Rabu pekan ini.

Ia menambahkan, biasanya sentimen the Fed mendorong aksi jual dan investor tidak bergairah di pasar saham. "Kini pasar tampak optimistis terhadap kenaikan suku bunga the Federal Reserve," tutur dia.

Adapun ada aksi jual investor asing di pasar, Reza menilai hal itu masih wajar. Pelaku pasar juga mengantisipasi hasil pertemuan the Fed pada pertengahan minggu ini.

Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menilai, penguatan IHSG pada Rabu pekan ini kurang meyakinkan. Hal itu mengingat investor asing masih melakukan aksi jual. Volume perdagangan saham juga tidak terlalu besar. Menurut David, ini dapat mendorong aksi ambil untung pada perdagangan saham Kamis 15 Juni 2017. "Penguatan IHSG tidak terlalu meyakinkan, takutnya besok ada profit taking," kata David.

Sementara itu, Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su melihat Moody's menaikkan prospek sektor bank di Indonesia menjadi positif dari stabil berdampak positif ke IHSG. Ditambah ada perbaikan di sektor bank. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis data pertumbuhan industri bank yaitu penyaluran kredit tumbuh 10,39 persen hingga Mei 2017. Ini naik dibandingkan hingga April 2017 sebesar 9,3 persen. Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) naik menjadi 3,04 persen hingga Mei 2017.

"Loan growth sudah double digit dan Moody's menaikkan prospek sektor bank di Indonesia," ujar Harry.

Reza menuturkan, sentimen the Federal Reserve masih akan pengaruhi IHSG hingga akhir pekan ini. Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga di posisi 13.272-13.293 juga berdampak positif untuk IHSG.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya