Indeks Saham Jepang Pimpin Penguatan di Bursa Asia

Bursa Asia cenderung mendatar pada Selasa pekan ini seiring sejumlah bursa saham tutup peringati Hari Raya Idul Fitri.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Jun 2017, 09:18 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2017, 09:18 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang3
Beberapa orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks pasar saham terbesar di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/2015). Meskipun Nikkei mengalami kenaikan pada Jumat pagi, tetapi tertutupi oleh penurunan tajam di Fast Retailing Co. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com,Tokyo - Bursa saham Jepang menguat di awal perdagangan Selasa pekan ini seiring yen melemah. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,4 persen ke level 20.235,79. Yen melemah bakal mendorong ekspor Jepang. Ini menjadi sentimen positif untuk bursa saham dan ekonomi Jepang.

Pada perdagangan saham di bursa Asia cenderung mendatar pada Selasa (27/6/2017). Indeks saham Australia melemah 0,3 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi sedikit berubah.

Di pasar global kemarin, bursa saham Amerika Serikat (AS) bervariasi. Indeks saham Dow Jones menguat, sedangkan indeks saham S&P melemah tipis. Analis menilai, ada kekhawatiran di pasar keuangan yaitu harga komoditas terutama minyak yang agak goyah.

"Meskipun bijih besih dan harga minyak mentah stabil, pemulihan mereka tidak memiliki kekuatan. Pasar saham AS juga menguat. Namun kinerjanya sangat rawan dengan penurunan saham teknologi yang tinggi," tutur Masafumi Yamamoto, Kepala Riset Mizuho Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (27/6/2017).

Harga minyak melanjutkan kenaikan seiring aksi beli pelaku pasar. Namun, kenaikan pasokan minyak mentah di AS dan negara lain membatasi kenaikan harga minyak itu. Harga minyak mentah AS naik 0,15 persen menjadi US$ 43,45 per barel.

Di pasar uang, euro stabil di kisaran US$ 1,1181. Mata uang euro kembali menguat ini usai pimpinan bank sentral Eropa Mario Draghi menyatakan dampak dari pelonggaran kebijakan moneter.

Ia menuturkan, kalau tingkat bunga rendah menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan dan keuntungan pinjaman terutama para peminjam, sehingga akhirnya mengurangi ketidaksetaraan.

Dia juga menolak akan keluar dari kelonggaran kebijakan moneter dalam waktu dekat. Alasannya pengetatan moneter terlalu dini akan menyebabkan resesi baru dan lebih banyak ketidaksetaraan.

Sementara itu, dolar AS menguat terhadap yen di kisaran 111,950 usai menguat 0,5 persen. Mata uang AS menguat menjelang pidato pimpinan The Federal Reserve atau bank sentral AS Janet Yellen yang akan dirilis pada Selasa pekan ini.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya