Wall Street Terdongkrak Harapan Reformasi Perpajakan

Dalam beberapa hari terakhir Wall Street memang tertekan karena kekacauan di Gedung Putih.

oleh Arthur Gideon diperbarui 23 Agu 2017, 05:01 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2017, 05:01 WIB
Dalam beberapa hari terakhir Wall Street memang tertekan karena kekacauan di Gedung Putih.
Dalam beberapa hari terakhir Wall Street memang tertekan karena kekacauan di Gedung Putih.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street mampu menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini setelah keluar komentar dari para pengampu kebijakan mengenai rencana reformasi perpajakan.

Mengutip Reuters, Rabu (23/8/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 196,21 poin atau 0,9 persen menjadi 21.899,96. S&P 500 melonjak 24,11 poin atau 0,99 persen menjadi 2.452,48. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 84,35 poin atau 1,36 persen menjadi 6.297,48.

Tim dari Presiden AS Donald Trump dengan beberapa annggota parlemen telah melakukan beberapa diskusi mengenai rencana reformasi perpajakan. Setelah cukup lama tak ada kemajuan, dalam diskusi terakhir sepertinya terdapat sedikit harapan bagi para pebisnis.

Perubahan dalam agenda reformasi perpajakan tersebut pro pebisnis sehingga mendorong optimisme pelaku pasar terhadap rencana pemotongan pajak bagi warga negara dan juga bagi perusahaan.

"Tidak ada isu yang sangat sensitif yang membebani bursa saham saat ini. Semua mulai membaik," jelas analis Evercore ISI Dennis DeBusschere kepada Bloomberg TV.

Dalam beberapa hari terakhir Wall Street memang cukup tertekan karena kekacauan di Gedung Putih dan ketegangan geopolitik antara AS dengan Korea Utara.

Sebelumnya, Kepala Strategi Donald Trump, Steve Bannon hengkang ada Jumat 18 Agustus 2017. Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengonfirmasi hal tersebut, namun tak dijelaskan apakah Bannon mengundurkan diri atau dipecat.

Selain itu, Trump pelemahan Wall Street juga terjadi usai peringatan awal Trump pada Korea Utara. Dia juga menyebut, negara yang memiliki nuklir itu harus gugup jika ingin menyerang Amerika Serikat atau sekutunya.

Trump merespons klaim Korea Utara bahwa mereka akan menembakkan nuklir jarak menengah lewat Jepang dan mendarat di wilayah pasifik di Guam.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya