Ketegangan Politik AS-Korut Bikin Bursa Asia Merosot

Wall Street sebelumnya ditutup melemah. S&P memimpin pelemahan, dengan menyentuh level terendah dalam 3 bulan.

oleh Nurmayanti diperbarui 11 Agu 2017, 08:44 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2017, 08:44 WIB
Bursa Saham Asia 6
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York Bursa Asia merosot pada pembukaan perdagangan jelang akhir pekan ini, menyusul ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara. Ini memberi sinyal investor untuk memasukkan investasinya ke aset yang minim resiko seperti emas, yen dan obligasi pemerintah.

Mengutip laman Reuters, Junat (11/8/2017), indeks Korea Selatan KOSPI turun 1,4 persen. Sementara mata uang Korea Won tergelincir 0,3 persen menjadi 1.145 won terhadap dolar, setelah melemah ke level terendah dalam sebulan.

Sedangkan indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,6 persen pada sesi ketiga, menuju penurunan 1,5 persen untuk minggu ini. Saham Australia turun 1,5 persen. Adapun Pasar Jepang ditutup untuk liburan.

Wall Street sebelumnya ditutup melemah. S&P memimpin pelemahan, dengan menyentuh level terendah dalam 3 bulan.

Saham-saham Amerika Serikat mengalami pelemahan setelah Presiden Donald Trump menyatakan peringatan awal pada Korea Utara tidak cukup kuat. Dia juga menyebut, negara yang memiliki nuklir itu harus gugup jika ingin menyerang Amerika Serikat atau sekutunya.

Trump merespon pada klaim Korea Utara bahwa mereka menyelesaikan rencananya untuk menembakkan nuklir jarak menengah lewat Jepang dan mendarat di wilayah pasifik di Guam.

"Ketika investor optimistis, itu berarti banyak uang mereka sudah di pasar dan tidak ada lagi yang datang," ujar Kepala Investasi Strategis di Robert W Baird, Bruce Bittles.

Dow Jones Industrial Average ditutup lebih rendah 204,69 poin atau 0,93 persen untuk menetap di level 21.844,01. Kemudian S&P 500 SPX kehilangan 35,81 poin atau 1,45 persen untuk menutup sesi di level 2.438,2.

Penurunan berlanjut ke pasar Asia. "Apa yang kita lihat hari ini adalah ketegangan politik atas Korea Utara dan Amerika Serikat dan ini membuat orang gugup," kata Robert Pavlik, Boston Private Wealth di New York.


Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya