Wall Street Menguat di Tengah Ketegangan Politik AS-Korut

Pasar sedikit berubah karena investor mulai mengalihkan fokus mereka ke pertemuan Jackson Hole.

oleh Nurmayanti diperbarui 22 Agu 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 05:00 WIB
Wall Street
(Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York Wall Street menguat dengan indeks S&P 500 berakhir sedikit lebih tinggi pada penutupan perdagangan Senin setelah dua hari melemah. Penguatan terjadi dibayangi ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara dan penurunan harga minyak yang membebani saham energi.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 29,24 poin, atau 0,13 persen ke posisi 21.703,75. Sementara indeks S & P 500 menguat 2,82 poin, atau 0,12 persen menjadi 2.428,37 dan Nasdaq Composite turun 3,40 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.213,13.

Adapun indeks energi S & P 500 turun 0,6 persen, di mana indeks industri memimpin penurunan, setelah harga minyak mentah dunia jatuh hampir 2 persen.

Pasar sedikit berubah karena investor mulai mengalihkan fokus mereka ke pertemuan Jackson Hole, pertemuan Ketua Federal Reserve Janet Yellen dan pimpinan bank sentral global lainnya, yang akan dimulai akhir pekan ini.

Investor mencari sedikit petunjuk mengenai arah kebijakan moneter pada pertemuan ini. Wakil Ketua Fed William Dudley, awal bulan ini mengatakan fakta bahwa kondisi keuangan sedikit membaik baru-baru ini, sejak kenaikan suku bunga Fed menjadi alasan untuk tetap memperketat kebijakan moneter.

"Pertumbuhan yang kuat dan inflasi rendah, seperti Nirvana bagi investor ekuitas, namun kami tidak memikirkan itu terjadi selamanya," kata Wayne Wicker, Chief Investment Officer ICMA-RC di Washington.

Pasar menguat di tengah, Amerika Serikat dan Korea Selatan yang memulai latihan militer gabungan yang telah lama direncanakan pada Senin, meningkatkan ketegangan dengan Korea Utara. Latihan ini disebut langkah "ceroboh" yang bisa memicu konflik perang nuklir.

Beberapa perusahaan yang mencatatkan kenaikan, antara lain saham Johnson Controls (JCI.N) yang menguat 3,3 persen menjadi US$ 38,27. Kemudian saham Herbalife (HLF.N) melonjak 9,8 persen setelah pembuat suplemen gizi itu berecana membeli kembali US$ 600 juta sahamnya.

Adapun saham perusahaan yang kurang beruntung antara lain, saham Nike yang turun 2,4 persen, dan Foot Locker meluncur 7,4 persen.

Tonton video menarik berikut ini:

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya