Liputan6.com, Jakarta - Indeks acuan bursa Amerika Serikat (AS) S&P 500 Ditutup menguat pada perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) yang didorong oleh saham-saham di sektor finansial. Sedangkan Nasdaq juga mampu menguat tajam meskipun saham-saham di sektor teknologi mengalami tekanan.
Mengutip Reuters, Selasa (19/9/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 63,01 poin atau 0,28 persen menjadi 22.331,35. S&P 500 menguat 3,64 poin atau 0,15 persen menjadi 2.503,87. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 6,17 poin atau 0,1 persen menjadi 6.454,64.
S&P 500 mampu menguat meskipun lima dari 11 sektor pembentuk indeks tersebut melemah. Meningkatnya imbah hasil surat utang pemerintah AS mendorong penguatan saham-saham di sektor keuangan. Alasannya, peningkatan suku bunga cenderung mengangkat keuntungan industri perbankan.
Advertisement
Baca Juga
Pertemuan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan berlangsung mulai Selasa waktu setempat. Dalam pertemuan ini diperkirakan akan menghasilkan rincian bagaimana langkah bank sentral akan melepas portofolio surat utang senilai US$ 4,2 triliun dan beberapa sekuritisasi aset berbasis perumahan yang selama hampir satu dekade ini mereka simpan.
Setelah S&P 500 menembus level 2.500 pada pekan lalu, investor sepertinya memilih untuk menahan diri pada perdagangan pekan ini sambil menunggu keputusan dari the Fed.
"Ada sedikit momentum kecil sehingga bisa melewati 2.500, tetapi sekarang sepertinya sedikit kehabisan tenaga," jelas Kepala Divisi Perdagangan Saham O 'Neil Securities, New York, AS, Ken Polcari.
Pada perdagangan Senin, saham-saham teknologi berada di bawah tekanan. Saham Microsoft dan induk usaha Google yaitu Alphabet tertekan setelah Amazon menyatakan akan melakukan pergeseran bisnis.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cetak rekor
Pada perdagangan Jumat lalu, indeks S&P 500 melampaui 2.500 poin terpicu kenaikan saham telekomunikasi dan teknologi yang menguat kembali usai dua hari melemah.
Indeks S & P 500 kembali mencapai posisi 2.500, usai sekitar empat bulan ditutup di atas 2.400. Ini membuat indeks ini menguat hampir 12 persen di 2017.
"Orang-orang khawatir kehilangan karena pasar terus melaju. Mereka pikir mungkin akhirnya perlu melompat masuk. Perilaku investor ritel lebih penting dari sebelumnya," ujar Phil Blancato, Kepala Ladenburg Thalmann Asset Management di New York.
Pendorong kenaikan indeks S & P 500 antara lain sektor teknologi informasi seperti saham produsen chip Nvidia yang naik 0,30 persen. Kemudian saham Apple yang naik 1,01 persen. Ini menjadi kenaikan pertamanya sejak mengumumkan iPhone baru pada hari Selasa.
Wall Street kali ini, sebagian besar mengabaikan laporan yang menunjukkan penurunan yang tak terduga pada penjualan ritel AS di bulan lalu dan penurunan pertama output industri sejak Januari, keduanya sebagian disebabkan oleh dampak Badai Harvey.
Advertisement