Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan yang cukup dalam. Indeks acuan Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 362,59 poin dan berakhir pada 26.076,89 karena tekanan dari saham kesehatan. Indeks yang berisi 30 saham ini mengalami penurunan terbesar sejak Mei.
Sedangkan S&P 500 juga melemah 1,1 persen menjadi 2.822,43. Sama dengan Dow Jones, pemicunya adalah saham-saham di sektor kesehatan. Penurunan indeks ini terbesar sejak Agustus tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Untuk Nasdaq turun 0,9 persen dan ditutup pada 7.402,48.
"Wall Street telah mengalami kenaikan yang cukup tinggi dan kemudian semua menyadari bahwa ini tidak akan berlanjut," jelas analis B. Riley FBR, Art Hogan, sepetti dikutip dari CNBC, Rabu (31/1/2018).
Kemarin, Dow Jones juga tertekan 177 poin karena peningkatan imbah hasil obligasi pemerintah dan kekhawatiran akan kenaikan suku bunga bank sentral AS.
The Federal Reserve (the Fed) memulai pertemuan kebijakan selama dua hari pada Selasa waktu setempat. Pelaku pasar memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga hanya akan sampai level 5,2 persen saja.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perdagangan sebelumnya
Pada perdagangan sebelumnya, Wall Street turun dari rekor tertingginya, di mana indeks Dow dan S&P 500 mencatatkan persentase penurunan satu hari terbesar dalam kurun sekitar lima bulan, terbebani penurunan saham Apple.
Saham Apple (AAPL.O) turun 2,1 persen seiring berita bahwa perusahaan akan memangkas separuh produksi smartphone Intel X999 miliknya. Rencananya, perusahaan akan melaporkan perolehan laba pada Kamis.
Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 177,23 poin atau 0,67 persen menjadi 26.439,48. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 19,34 poin atau 0,67 persen menjadi 2.853,53 dan Nasdaq Composite melemah 39,27 poin atau 0,52 persen menjadi 7.466,51.
Tercatat, Dow dan S & P 500 mengalami penurunan persentase harian terbesar sejak 5 September. Namun S&P 500 masih naik 6,7 persen sejak akhir 2017.
"Pasar merespons pertanyaan tentang pendapatan Apple, khususnya terkait penjualan iPhone X," kata Bucky Hellwig, Wakil Presiden Senior BB & T Wealth Management di Birmingham, Alabama.
Adapun indeks teknologi S&P melemah 0,9 persen dan merupakan hambatan terbesar setelah sebelumnya indeks ini mencapai posisi terkuatnya sejak 2016 dalam empat minggu.
Advertisement