Penerapan Percepatan Penyelesaian Transaksi Bursa pada November 2018

Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan penyelesaian transaksi bursa dari T+3 menjadi T+2 pada akhir 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Jun 2018, 20:17 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2018, 20:17 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Jumat (29/12). Angka tersebut naik signifikan apabila dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan penyelesaian transaksi bursa dari T+3 menjadi T+2 pada akhir 2018. Penyelesaian transaksi bursa itu membuat pencairan dana saham dari tiga hari menjadi dua hari.

Dari surat self regulatory organization (SRO) BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang beredar, implementasi penyelesaian transaksi bursa T+2 akan dilaksanakan pada 26 November 2018.

Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Direktur Utama BEI Tito Sulistio menuturkan, penyelesaian transaksi bursa menjadi T+2 pada 2018. "Rencananya tahun ini," ujar Tito lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Kamis (28/6/2018).

Adapun implementasi penyelesaian transaksi bursa menjadi T+2 antara lain pada Jumat 23 November 2019 yaitu hari terakhir perdagangan dengan siklus penyelesaian T+3. SRO, anggota bursa, bank custodian, vendor sistem, dan nasabah pada akhir hari melakukan deploy sistem dan penyesuaian parameter yang diperlukan untuk siklus penyelesaian T+2.

Kemudian pada 24 November 2018, pengujian pre live oleh SRO, anggota bursa, bank custodian, vendor sistem, dan nasabah untuk memastikan kesiapan sistem T+2.

Pada Senin 26 November, hari pertama perdagangan dengan siklus penyelesaian T+2. Selanjutnya, seluruh transaksi bursa yang terjadi hari ini dan seterusnya akan menggunakan siklus penyelesaian T+2, dan penggabungan kliring secara netting atas transaksi pada 23 November 2018 dan 26 November 2018 dengan penyelesaian jatuh pada 28 November 2018.

"Pada Rabu 28 November 2018, hari penyelesaian pertama dengan siklus T+2 dan terdapat penggabungan penyelesaian transaksi bursa atas transaksi pada Jumat 23 November 2018 dengan transaksi pada Senin 26 November 2018,” tulis pengumuman tersebut.

Ketua  Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (MISSI), Sanusi menuturkan, penyelesaian transaksi bursa menjadi lebih cepat tidak menjadi masalah.

Penyelesaian transaksi bursa menjadi lebih cepat bila melalui riset dan kajian mendalam sehingga berdampak untuk bursa saham diharapkan dapat tingkatkan likuiditas transaksi harian saham. Saat ini, menurut Sanusi, likuiditas transaksi harian saham BEI masih kecil ketimbang negara lain seperti Singapura.

"Kami berharap likuiditas makin baik. Tentu bursa melakukan itu aka nada tujuan karena likuiditas baru Rp 7 triliun,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Akan tetapi, Sanusi menilai, penyelesaian transaksi bursa menjadi lebih cepat akan berdampak ke perusahaan sekuritas.”Kami (investor) tidak ada masalah. Sekuritas sudah siap belum. Pembiayaan lebih sedikit," ujar dia.

 

BEI Percepat Penyelesaian Transaksi Bursa

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal mempercepat penyelesaian transaksi saham di pasar reguler. BEI akan mempercepat dari saat ini 3 hari bursa (T+3) menjadi 2 hari bursa (T+2).

"T3 ke T2 memang ke depannya. Tapi tunggu, belum, nanti akan diumumkan," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya kepada Liputan6.com, seperti ditulis di Jakarta, Selasa 25 April 2017.

Dia menuturkan, perdagangan saham memang harus lebih cepat sehingga, mendorong likuiditas.

"Harus menuju ke sana, jadi percepatan lebih efisien, lebih meningkatkan likuiditas pada trading," ujar dia.

Ditanya mengenai target, Alpino menuturkan akan terealisasi pada tahun depan atau 2018. "Tahun depan," ujar dia.

Namun, upaya mempercepat proses penyelesaian transaksi ini masih dalam pembahasan. Salah satunya, dari sisi peraturan. "Ada segera bahan persentasinya. Masih bahas peraturannya segala macam," ujar dia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata volume perdagangan saham sepanjang 2017, sekitar 15,4 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 7,6 triliun. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 333.075 kali. Kapitalisasi pasar saham perusahaan Rp 6.165 triliun.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya