Khawatir Perang Dagang, Bursa Saham Global Melemah Terbatas

Bursa saham global mendatar jelang penerapan tarif terhadap barang impor China oleh Amerika Serikat (AS).

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Jul 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2018, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, London - Bursa saham global cenderung mendatar di tengah meningkatnya kecemasan menjelang akhir pekan tenggat waktu Amerika Serikat (AS) untuk memberlakukan tarif terhadap barang impor China.

Sementara itu, yuan stabil usai bank sentral China bertindak untuk menenangkan investor. Indeks saham MSCI global yang terdiri bursa saham dari 47 negara turun 0,1 persen. Sementara itu, indeks saham Eropa Stoxx 600 melemah 0,1 persen. Indeks saham Jerman DAX susut 0,5 persen dan indeks saham Inggris FTSE 100 tergelincir 0,3 persen.

Di Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang melemah 0,25 persen usai capai level terendah dalam sembilan bulan. Indeks saham China tergelincir dengan indeks saham CSI300 susut 0,7 persen. Sedangkan bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street libur peringati hari kemerdekaan AS. Demikian mengutip laman Reuters, Kamis (5/7/2018).

Sentimen potensi perang dagang bayangi bursa saham global. Pemerintahan AS mengatakan akan terapkan tarif impor China senilai USD 34 miliar pada 6 Juli 2018, Beijing pun akan membalasnya pada hari yang sama.

Namun, Kementerian Keuangan China menyatakan akan benar-benar tidak menerapkan langkah pertama dalam perang dagang dengan AS. China pun tidak akan menjadi yang pertama memungut tarif.

Kekhawatiran pecahnya perang dagang menekan laju penguatan bursa saham global. Bahkan mencegah pemulihan berkelanjutan di bursa saham global sejak aksi jual kencang hingga capai rekor tertinggi pada Februari.

 

Jelang Penerapan Tarif Impor oleh AS

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

AS pun telah mendaftarkan 284 produknya senilai USD 16 miliar yang bakal kena tarif termasuk semikonduktor dan berbagai macam barang elektronik. Presiden AS Donald Trump juga mengancam tarif USD 400 miliar barang China jika pemerintahan China membalas tarif AS yang akan berlaku pada Jumat.

Trump juga mengancam Eropa dengan tarif 20 persen untuk impor mobil. Hal itu terjadi usai Washington menyelidiki impor mobil dan truk. Berbagai negara pun telah mengambil langkah balas dendam terhadap tarif AS atas baja dan aluminium.

Lebih dari 40 negara menyuarakan keprihatinan di World Trade Organization (WTO) tentang tindakan AS.

“Ada banyak kekhawatiran tentang efek perang dagang dalam jangka panjang. Namun data ekonomi itu tidak seburuk itu,” ujar Kepala Riset CMC Markets, Michael Hewson.

Ia menuturkan, sebagian besar bursa saham berada di atas posisi terendah yang dicapai pada awal tahun ini. “Jadi itu bisa memiliki hambatan dan akan jadi hambatan. Tetapi apakah itu akan dorong ekonomi global dalam resesi?Belum,” kata dia.

Di pasar uang, yuan kembali bangkit dari posisi terendah usai bank sentral China untuk menenangkan pasar keuangan yang gelisah. Euro melemah 0,1 persen ke posisi USD 1.164. Sementara itu, dolar AS susut 0,1 persen terhadap yen di posisi 110,52.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya