MAP Aktif Adiperkasa Bakal Jadi Pendatang Baru di BEI

PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAA) akan mencatatkan saham perdana dengan kode saham MAPA di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI).

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Jul 2018, 08:30 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2018, 08:30 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAA) akan mencatatkan saham perdana dengan kode saham MAPA di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Kamis (5/7/2018).

Mengutip laman KSEI, perseroan menawarkan 427,56 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 kepada publik. Harga penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 2.100 per saham. Total dana diraup dari hasil IPO sebesar Rp 897,87 miliar.

Perseroan juga mengeluarkan 42,84 juta saham baru yang mewakili sebesar 1,5 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan usai penawaran saham perdana dan program management incentive plan atau disebut MIP dari simpanan perseroan yang akan diterbitkan kepada anggota direksi, anggota dewan komisaris, dan manajemen kunci tertentu perseroan. Program ini akan dilaksanakan pada harga penawaran.

Selain itu, perseroan juga gelar program management and employee stock option (MESOP) dengan jumlah sebanyak-banyaknya lima persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor perseroan usai IPO dan program MIP sebanyak-banyaknya 142,52 juta saham.

Adapun dana hasil IPO antara lain 90 persen digunakan untuk pembayaran kembali sebagian non-interest bearing bonds yang diterbitkan untuk Asia Sportwear Holding Pte, Ltd. Sisanya untuk modal kerja.

Saat ini, MAA operasikan gerai multi brand antara lain Sports Station, the Athletes Foot dan Kidz Station. Perseroan memiliki lebih dari 900 gerai di 70 kota di Indonesia.

 

Tiga Perusahaan Tunda IPO

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Sebelumnya, sejumlah perusahaan memutuskan untuk menunda pelaksanaan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Penundaan tersebut disinyalir lantaran kondisi pasar saham saat ini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan, sejauh ini sudah ada tiga perusahaan yang menunda untuk mencatatkan saham di bursa saham. Perusahaan tersebut antara lain PT Harvest Time, PT Artajasa Pembayaran Elektronics dan PT Wahana Vinyl Nusantara.

"Ada (yang tunda IPO). Itu (tiga perusahaan). Yang lain belum ada (yang memutuskan menunda)," ujar dia di Gedung BEI, Jakarta, Rabu 16 Mei 2018.

Dia mengungkapkan, masing-masing perseroan memiliki alasan sendiri untuk menunda pelaksaan IPO. Salah satu soal kondisi pasar saham saat ini.

"Artajasa itu lebih pada peraturan BI (Bank Indonesia). Kemudian yang Harvest itu enggak tahu kenapa. Wahana Vinyl mungkin ke masalah market," kata dia.

Namun demikian, Samsul masih yakin jika kondisi saat ini tidak akan separah pada 2014-2015. Pada 2014 sebanyak 10 perusahaan memutuskan untuk menunda IPO. Menurut dia, kondisi pasar saham saat ini masih lebih baik.

"Saya kira belum sejauh itu. Bayangan saya enggak sejauh itu, karena kalau lihat kekuatan di marketsekarang, penurunan diimbangi dengan masuknya investor yang masuk untuk mengambil saham-saham yang turun. Jadi kalau kita lihat saham pengerek harga merah semua, cuma sore hari reboundlagi," kata dia.

Samsul juga berharap di sisa waktu tahun ini tidak ada lagi perusahaan yang menunda untuk melakukan IPO. Sebab, proses untuk bisa IPO juga terhitung tidak mudah.

"Mudah-mudahan enggak ada (lagi). Karena mereka prosesnya sudah panjang, enggak tahun ini nyiapinnya. mungkin setahun dua tahun lalu. Mereka sudah cari investor qualified. Jadi anchor investornya, tahu industri, tahu perkembangan perusahaan. Mereka sudah yakin bakal masuk," tutur dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya