Saham Apple dan Facebook Bikin Wall Street Terkapar

Saham Facebook turun 2,35 persen setelah Washington Post melaporkan bahwa telah dilakukan penyelidikan oleh agen federal terkait kasus Cambridge Analytica.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Jul 2018, 05:20 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2018, 05:20 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street harus berada di zona negatif pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan bursa saham di kawasan Amerika Serikat (AS) tersebut adsalah pelemahan saham-saham di sektor teknologi terutama Facebook dan Apple.

Mengutip Reuters, Rabu (4/7/2018), Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,54 persen dan berakhir di level 24.174,82. Sementara S&P 500 kehilangan 0,49 persen menjadi 2.713,22. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,86 persen menjadi 7.502,67.

Saham Facebook turun 2,35 persen setelah Washington Post melaporkan bahwa telah dilakukan penyelidikan oleh agen federal kepada perusahaan media sosial tersebut terkait kasus Cambridge Analytica. Bahkan penyelidikan tersebut diperluas dan akan melibatkan lebih banyak lembaga pemerintah.

Selain Facebook, saham teknologi yang juga mengalami tekanan adalah produsen iPhone yaitu Apple. Saham perusahaan tersebut mengalami penurunan 1,7 persen dan membebani sektor teknologi dalam indeks S&P 500 yang terkapar 1,37 persen.

Untuk sektor lain seperti saham sektor energi mampu bertahan karena adanya kenaikan harga minyakn dunia. Memang dalam beberapa pekan ini harga minyak dunia terombang-ambing karena adanya berbagai isu seperti peningkatan produksi dan juga ketegangan geopolitik.

 

Perang Dagang

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Saat ini, pelaku pasar maish terus mencermatik ketegangan kebijakan perdagangan antara Presiden AS Donald Trump dan beberapa negara lain terutama china. Terbaru, adanya ancaman terselubung Presiden Trump terhadap organisasi perdagangan dunia.

"Dalam jangka pendek sebenarnya fundamental perusahaan yang tercatat di bursa sangat baik dan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat," jelas analis CIBC Private Wealth Management, Brant Houston.

"Tapi adanya perang dgaang dan juga beberapa ketidakpastian lain menjadikan investor sulit untuk menaruh dananya di pasar saham," tambah dia.

Slah satu contoh nyata adalah saham American Airlines, United Continental dan Delta Air Lines turun antara 1 persen dan 2,28 persen setelah Deutsche Bank menurunkan peringkat kerusahaan tersebut dan mengatakan perselisihan perdagangan AS-Cina bisa membebani kinerja ketiganya.

Bursa saham akan tutup pada perdagangan 4 Juli karena libur nasional memperingati hari kemerdekaan AS.

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya