Ketegangan Perang Dagang Bebani Wall Street

Kinerja keuangan perusahaan dan meningkatnya ketegangan perang dagang bayangi wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Agu 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2018, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau disebut wall street melemah dengan indeks saham S&P 500 membukukan penurunan persentase harian terbesar sejak Juni.

Hal itu didorong investor yang fokus terhadap rilis pendapatan keuangan dan meningkatnya ketegangan perang dagang dengan penerapan tarif impor global.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 137,51 poin atau 0,54 persen ke posisi 25.162,41. Indeks saham S&P 500 merosot 21,59 poin atau 0,76 persen ke posisi 2.818,37. Indeks saham Nasdaq susut 96,78 poin atau 1,23 persen ke posisi 7.774,12.

Perusahaan teknologi China Tencent Holdings Ltd melaporkan penurunan laba untuk pertama kali dalam hampir 13 tahun. Hal itu menekan sektor saham teknologi AS. Saham teknologi membebani indeks saham S&P 500 dan Nasdaq dengan indeks saham teknologi turun 1,1 persen.

Selain itu, saham ritel turun karena saham Macy’s Inc melemah 15,9 persen usai kekhawatiran margin menakutkan investor.

"Ada banyak optimisme untuk pendapatan ritel. Hasil kinerja Macy telah hilangkan optimisme itu,” ujar Analis TT Ameritrade, JJ Kinahan, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (16/8/2018).

Laba perusahaan AS pada kuartal II sebagian besar lebih kuat dari yang diharapkan. Sekitar 79,1 persen mengalahkan harapan analis.

Adapun perselisihan sektor perdagangan ketika Presiden Turki Tayyip Erdogan menggandakan tarif untuk beberapa impor AS. China mengajukan keluhan kepada the World Trade Organization (WTO) atau organisasi perdagangan dunia terhadap kebijakan perdagangan AS.

Sektor industri paling sensitif terhadap tarif dagang tersebut mendorong sektor itu merosot 0,5 persen. Hal itu didorong saham Caterpillar Inc dan Boeing Co bebani indeks saham Dow Jones.

"Kombinasi dari kekhawatiran efek Turki yang dapat menular dan kemungkinan perlambatan China telah ganggu pasar di seluruh dunia," tambah Kinahan.

Adapun indeks sektor saham energi S&P 500 turun 3,5 persen seiring harga minyak tertekan lantaran lonjakan tak terduga dari pasokan AS. Indeks sektor saham energi alami kerugian terbesar sejak 5 Februari di wall street.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Volume Perdagangan Saham Meningkat

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Harga logam turun menyeret sektor material susut 1,6 persen. Sedangkan indeks saham S&P 500 di sektor logam dan tambang melemah 4,8 persen.

Indeks dolar AS pun sentuh level tertinggi dalam 13 bulan usai sempat bergerak mendatar. Adapun tekanan terhadap sejumlah sektor saham dapat diimbangi dengan sejumlah kenaikan di sektor saham antara lain sektor saham defensif termasuk properti dan utilitas.

Saham Tesla Inc turun 2,6 persen usai otoritas bursa saham AS mengiriman surat panggilan kepada Bos Tesla Elon Musk untuk konfirmasi rencana go private. Sementara itu, saham Canopu Growth melonjak 30,4 persen. Saham Chipotle Mexican Grill Inc naik 6,6 persen.

Berdasarkan data, penjualan ritel meningkat pada Juli melebihi dari yang diharapkan. Sementara itu, aktivitas pertanian juga meningkat lebih cepat. Volume perdagangan saham di wall street tercatat 7,86 miliar saham dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari sekitar 6,53 miliar saham.

  

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya