IHSG Dibuka Menghijau, Rupiah di Posisi 15.205 per Dolar AS

Indeks saham LQ45 juga menghijau 0,63 persen ke posisi 909,74. Seluruh indeks saham acuan menguat.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Okt 2018, 09:18 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 09:18 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menguat mengawali Selasa pekan ini. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) melemah ke posisi 15.205.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (9/10/2018), IHSG naik 10,84 poin atau 0,19 persen ke posisi 5.771,91.

Kemudian pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG masih tetap menguat 22,40 poin atau 0,39 persen ke posisi 5.785,88.

Indeks saham LQ45 juga menghijau 0,63 persen ke posisi 909,74. Seluruh indeks saham acuan menguat.

Adapun sebanyak 112 saham menguat sehingga mendorong IHSG. Kemudian 40 saham melemah dan 108 saham diam di tempat.

Pada hari ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.789,91 dan terendah 5.771,91.

Total frekuensi perdagangan saham 7.393 kali dengan volume perdagangan saham 327,4 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 145,4 miliar.

Investor asing lepas saham Rp 14 miliar di total pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) melemah ke posisi 15.205.

Sektor saham yang menguat antara lain saham aneka industri yanng naik 0,82 persen. Kemudian saham keuangan sebesar 0,66 persen dan saham infrastruktur sebesar 0,46 persen.

Sementara yang melemah hanya satu sektor yaitu sektor saham perkebunan turun 0,15 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MPRO mendaki 70 persen ke posisi Rp 187 per saham, saham HKMU menanjak 49,57 persen ke posisi Rp 388 per saham, dan saham KPAS menanjak 24,84 persen ke posisi Rp 442 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham GLOB merosot 31,96 persen ke posisi Rp 132 per saham, saham PANI turun 19,79 persen ke posisi Rp 154 per saham, dan saham DIGI merosot 9,23 persen ke posisi Rp 590 per saham.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rupiah Jadi Katalis Negatif, IHSG Berpeluang Koreksi

IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Sepanjang perdagangan hari ini (30/5), IHSG bergerak pada kisaran 5.693,39 - 5.730,06, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal bergerak di zona negatif. Pelemahan mata uang rupiah masih menjadi sentimen signifikan menahan laju IHSG pada perdagangan saham Selasa (9/10/2018).

Fund Manager PT Valbury Sekuritas Indonesia, Suryo Narpati, menuturkan perang dagang hingga anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membebani IHSG pada Selasa pekan ini. Pada perdagangan Senin kemarin, rupiah di posisi 15.217 per dolar AS.

"Terbatasnya katalis positif di tengah ancaman pelemahan rupiah serta sikap pemerintah AS yang membuat ketidakpastian pasar terutama perang dagang, menjadi hambatan bagi IHSG untuk bisa keluar dari tekanan pada perdagangan di pekan ini," tutur dia dalam ulasannya di Jakarta. 

Oleh sebab itu, Suryo berujar IHSG berpeluang terkoreksi di rentang 5.706-5.758. 

Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memprediksi IHSG bakal tersungkur di rentang yang sama dengan Analis Suryo. Lanjar berpendapat, IHSG terkoreksi di level 5.706-5.758 pada Selasa pekan ini.

"Secara tren, IHSG menunjukan pelemahan pada hari ini," ujar dia.

Adapun saham rekomendasi yang dapat dicermati pelaku pasar, menurut Suryo antara lain PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), serta PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP).

Kemudian yang dipilih Lanjar yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan juga PT JAPFA Tbk (JPFA).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya