Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), perusahaan penyedia jasa infrastruktur telekomunikasi terintegrasi melalui anak usahanya TBG Global Pte Ltd akan menerbitkan surat utang atau notes senilai USD 850 juta.
Jumlah itu setara Rp 12,02 triliun dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 14.145 pada 8 April 2019.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Senin (15/4/2019), dana hasil penerbitan surat utang itu akan digunakan untuk melunasi utang jatuh tempo dan pembayaran dipercepat atas pinjaman yang telah diterima sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, penerbitan surat utang untuk membiayai rencana ekspansi usaha baik organik maupun nonorganik termasuk belanja modal di masa mendatang.
Perseroan juga menyatakan, penerbitan surat utang tersebut untuk memperluas dan diversifikasi basis kreditur sehingga perseroan memiliki akses untuk mengumpulkan pendanaan semakin luas sehingga dukung pertumbuhan kelompuk usaha perseroan.
Adapun jaminan perusahaan dari perseroan yang bernilai 100 persen dari kewajiban keuangan penerbit berdasarkan notes. Sruat utang tersebut akan jatuh tempo pada 2029 dan bunga maksimal 8 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selanjutnya
Sedangkan jatuh tempo pembayaran bunga setiap enam bulan atau periode lain yang disetujui oleh para pihak. Perseroan akan mencatattkan surat utang itu di Bursa Efek Singapura.
Sebelumnya perseroan telah memiliki global notes sebesar USD 300 juta yang telah dilunasi pada Mei 2017. Global notes sebesar USD 350 juta dengan jatuh tempo pada 10 Februari 2022. Kedua surat utang global itu telah dicatatkan di Buras Efek Singapura.
Dalam prospektus perseroan disebutkan dengan penerbitan surat utang itu akan mendorong liabilitas konsolidasi perseroan meningkat Rp 12 triliun (47 persen) menjadi sebesar Rp 37,5 triliun. Peningkatan tersebut terutama diperoleh dari penerbitan notes sebesar USD 850 juta.
Penerbitan surat utang itu juga akan berdampak terhadap tingkat pengembalian aset dari 2,5 persen menjadi 1,7 persen. Rasio ini dapat berubah tergantung dengan jumlah yang digunakan untuk pembayaran utang yang telah mapun akan jatuh tempo.
Â
Advertisement
Pergerakan IHSG di Awal Sesi Perdagangan
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal perdagangan. Aksi beli investor asing dan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jadi penopang IHSG.
Pada pra pembukaan perdagangan, Senin (15/4/2019), IHSG menguat 21,03 poin atau 0,33 persen ke posisi 6.426,90. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 25,48 poin atau 0,40 persen ke posisi 6.431,35. Indeks saham LQ45 mendaki 0,49 persen ke posisi 1.013,39. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Sebanyak 120 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 37 saham melemah dan 112 saham diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.435,22 dan terendah 6.423,68. Total frekuensi perdagangan saham 12.618 kali dengan volume perdagangan 1,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 308,9 miliar.
Investor asing beli saham Rp 543,60 juta di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.063.
10 sektor saham menguat di awal sesi perdagangan. Sektor saham aneka industri naik 1,6 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan menanjak 0,60 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 0,42 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham HRME naik 34,83 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham MTPS melonjak 24,67 persen ke posisi Rp 935 per saham, dan saham MFMI mendaki 15,87 persen ke posisi Rp 730 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham TNCA turun 5,84 persen ke posisi Rp 290 per saham, saham IMPC merosot 3,45 persen ke posisi Rp 840 per saham, dan saham BTON tergelincir 3,12 persen ke posisi Rp 248 per saham.
Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,18 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,72 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1,43 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai menguat 1,86 persen, indeks saham Singapura menguat 0,17 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,80 persen.
Â
Prediksi Analis
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan terkoreksi pada perdagangan saham Senin, 15 April 2019.
Analis PT Artha Sekuritas Juan Oktavianus Harahap menilai, kemungkinan IHSG diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.389-6.452.
"Mendekati pemilu, secara historis IHSG cenderung volatile dan pelaku pasar akan berhati-hati," ucapnya di Jakarta.
Meski begitu, dia menambahkan, IHSG secara teknikal memasuki pola konsolidasi dengan candle berada di area lower Bollinger band sehingga ada kemungkinan rebound di area support.
Seirama, Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat mengungkapkan, IHSG akan bergerak melemah dengan menguji support dengan range 6350-6425.
Adapun saham yang laik dibeli menurutnya ialah saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Sedangkan Juan menganjurkan saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) serta PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Â
Advertisement