BEI Angkat Suara Soal IHSG yang Turun Tajam

IHSG menunjukkan penurunan sebesar 6,16 persen ke level 5.826,87 dari 6.209,12 pada penutupan pekan lalu.

oleh Bawono Yadika diperbarui 20 Mei 2019, 12:15 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2019, 12:15 WIB
Awal 2019 IHSG
Layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Laksono Widodo angkat bicara terkait penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tajam terjadi belakangan.

Seperti diketahui, IHSG menunjukkan penurunan sebesar 6,16 persen ke level 5.826,87 dari 6.209,12 pada penutupan pekan lalu.

"Kita tahu ada beberapa hal yang terjadi di domestik. Kalau kita lihat dari perusahaan tercatat pada kuartal-I itu memang lebih rendah dari pada perkiraan analis, jadi analis ini banyak yang melakukan downgrade. Tentunya ini butuh waktu untuk tercermin di harga," terangnya di Gedung BEI, Senin (20/5/2019).

Selain itu, dia menambahkan bahwa situasi politik hingga kisruh panasnya perang dagang turut berdampak besar pada kinerja IHSG di bursa saham.

"Kedua, kita tahu lah ada data-data makro yang kurang preferable. Ketiga, situasi politik meskipun enggak parah-parah banget tapi tetap menimbulkan semacam kekhawatiran dan juga enggak bisa dihindari bahwa kenyatannya perang dagang masih menjadi headline dimana-mana," ucapnya.

Kendati demikian, dia mengatakan otoritas bursa akan menyikapinya secara seksama. Lantaran, menurutnya market (pasar) tidak seharusnya dikekang dengan kepanikan yang berlebih.

"Tentunya kami worry, tapi apakah ini menjadi kejadian yang luar biasa, saya rasa enggak. Jadi menurut saya business as usual no reason to get panic. Enggak ada alasan untuk panil saat ini," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Makin Tertekan, IHSG Merosot 68,87 Poin ke Posisi 5.826

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin tertekan menyambut akhir pekan ini. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (17/5/2019), IHSG merosot 68,87 poin atau 1,17 persen ke posisi 5.826,86. IHSG sentuh level terendah 13 November di posisi 5.835.

Indeks saham LQ45 susut 1,67 persen ke posisi 900,17. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Sebanyak 247 saham melemah sehingga menekan IHSG. 160 saham menguat dan 112 saham diam di tempat. Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.936,97 dan terendah 5.826,86.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 391.706 kali dengan volume perdagangan saham 17,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,2 triliun. Investor asing lepas saham Rp 852,72 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.450.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,55 persen dan sektor saham tambang menanjak 0,35 persen.

Sementara itu, sektor saham keuangan merosot 1,76 persen dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur melemah 1,58 persen dan sektor saham barang konsumsi tergelincir 1,18 persen.

Sejumlah saham yang catatkan penguatan di tengah tekanan IHSG antara lain saham IIKP naik 30 persen ke posisi Rp 65 per saham, saham JAST melonjak 25 persen ke posisi Rp 460 per saham dan saham APEX menguat 20 persen ke posisi Rp 840 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham GHON melemah 14,29 persen ke posisi Rp 1.200 per saham, saham SOCI susut 13,72 persen ke posisi Rp 195 per saham, dan saham ISSP tergelincir 9 persen ke posisi Rp 91 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,16 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,58 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,35 persen, indeks saham Shanghai melemah 2,48 persen.

Selain itu, indeks saham Singapura susut 0,77 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,86 persen. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei naik 0,89 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, masih minimnya sentimen positif dari domestik serta meningkatnya sentimen negatif dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China turut berdampak terhadap pelemahan IHSG.

IHSG Bakal Tersungkur Imbas Tensi Perang Dagang

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dipengaruhi tensi perang dagang yang memanas. Dua analis kompak memproyeksikan IHSG bakal tersungkur pada perdagangan saham Jumat (17/5/2019).

Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper menuturkan, meski pelemahan beberapa hari terakhir telah memasuki area oversold, IHSG diperkirakan masih akan bergerak ke zona merah.

Hari ini, menurutnya IHSG akan cenderung terkoreksi dengan diperdagangkan pada area support dan resistance di 5.853-5.973.

Senada, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Nafan Gustama mengatakan, IHSG memang masih menunjukan tren bearish (pelemahan) sampai dengan hari ini.

Namun, dirinya cukup optimistis IHSG berpeluang untuk berlabuh ke level 6000. Adapun pada hari ini dia memprediksi IHSG tertekan di rentang 5.811-6.061

Dia melanjutkan, saham perbankan laik untuk dibeli hari ini seperti saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Kemudian Christoper yang merekomendasikan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), serta PT Medco Energy Tbk (MEDC).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya