Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau menyambut akhir pekan ini.
Aksi beli investor asing dan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menopang IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (28/6/2019), IHSG menguat 5,9 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.358,62. Indeks saham LQ45 naik tipis 0,26 persen ke posisi 1.013,96. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Advertisement
Sebanyak 180 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 211 saham melemah dan 144 saham diam di tempat. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 428.101 kali dengan volume perdagangan 27,1 miliar saham.
Baca Juga
Nilai transaksi harian saham Rp 19,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 607,86 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.128.
Transaksi saham besar di pasar modal Indonesia didorong saham PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) yang mencapai Rp 9,6 triliun di pasar negosiasi. Saham FASWA ditransaksikan melemah 14,24 persen di pasar negosiasi ke posisi Rp 7.054 per saham. Total frekuensi perdagangan saham enam kali.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham MKNT naik 31,50 persen ke posisi Rp 167 per saham, saham POLU menguat 25 persen ke posisi Rp 675 per saham, dan saham HRME menanjak 24,57 persen ke posisi Rp 436 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham HOME turun 34,96 persen ke posisi Rp 80 per saham, saham HDFA susut 24,76 persen ke posisi Rp 155 per saham, dan saham OCAP merosot 24,29 persen ke posisi Rp 1.325 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,28 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,17 persen, indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,29 persen, indeks saham Thailand melemah 0,01 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai melemah 0,60 persen, indeks saham Singapura turun 0,07 persen dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,40 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
IHSG Menghijau di Awal Sesi Perdagangan
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan hari ini. Tepatnya sehari usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres).Â
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Jumat (28/6/2019), IHSG naik 14,30 poin atau 14,30 persen ke posisi 6.367,01. Kemudian pada pembukaan, IHSG tetap di zona hijau dengan naik 20,4 atau 0,32 menjadi 6.373,03.
Indeks saham LQ45 juga menguat 0,39 persen ke posisi 1.015,33. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 123 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Selain itu 31 saham melemah dan 122 saham diam di tempat.
Pada hari ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.375,5 dan terendah 6.366,4.
Total frekuensi perdagangan saham 10.109 kali dengan volume perdagangan 185,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 176,5 miliar. Investor asing beli saham Rp 57,5 miliar di total pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.145.
Seluruh sektor saham menguat. Sektor infrasturktur menguat 0,70 persen dan bukukan kenaikan terbesar. Disusul kemudian sektor industri dasar yang melonjak 0,59 persen dan sektor konsumsi yang naik 0,38 persen.
Saham-saham yang kompak menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain saham FMII mendaki 8,77 persen ke posisi Rp 620 per saham, saham BIPP mendaki 7,69 persen ke posisi Rp 210 per saham, dan saham ABBA naik 8,72 persen ke posisi Rp 212per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham HOME turun 213,82 persen ke posisi Rp 106 per saham, saham KIOS tergelincir 8,22 persen ke posisi Rp 670 per saham, dan saham MAMI susut 7,41 persen ke posisi Rp 100 per saham.
Pengamat pasar modal Satrio Utomo menjelaskan, saat ini semua mata tertuju pada hasil sidang Mahkamah Konstitusi (MK). Sejauh ini reaksi pasar terlihat positif. "Kondisi pasar regional Asia juga cenderung positif," tambah dia.
Â
Advertisement
Putusan MK Tentukan IHSG ke Depan
Sebelumnya, sejumlah massa terlihat ramai menunggu hasil putusan Mahkamah Konstitusi pada hari ini. Kinerja indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun diperkirakan akan ikut terpangaruh dari aksi unjuk rasa MK ini.
Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengatakan, jika massa dapat kondusif merespons hasil putusan MK, maka hal itu berdampak positif pada pasar.
"Kalau tidak bisa menerima, ya jelas IHSG pasti akan terpengaruh cukup dalam (tertekan)," tuturnya kepada Liputan6.com, Kamis, 27 Juni 2019.
"Tapi sebaliknya, kalau menerima dan semua adem ayem, ini akan jadi katalis yang bagus buat pasar," tambah dia.
Dia pun berharap, apapun hasil keputusan yang ditetapkan MK nanti, masyarakat bisa cukup jernih menanggapi hasilnya.
"Karena ini membuat kepastian mengenai masa depan Indonesia dan stabilitas ekonomi tetap terjaga," papar dia.
Â