Industri Reksa Dana Tumbuh Pesat, Dana Kelolaaan Capai Rp 538,4 Triliun

Jumlah investor reksa dana per 9 Agustus 2019 telah mencapai 1,39 juta.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Sep 2019, 21:20 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2019, 21:20 WIB
Ilustrasi nasabah membuka aplikasi Bareksa di telepon genggam. (Bareksa)
Ilustrasi nasabah membuka aplikasi Bareksa di telepon genggam. (Bareksa)

Liputan6.com, Jakarta - Co-Founder & CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra melaporkan bahwa industri reksa dana beberapa tahun terakhir mencatatkan pertumbuhan pesat. Capaian ini seiring dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan penjualan secara online.

Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia, jumlah investor reksa dana kini melonjak pesat dari sebelumnya stagnan di 350 ribu pada empat tahun lalu. Per akhir 2018, jumlahnya mencapai 988.946 investor, atau naik 60 persen dibandingkan 619.380 investor pada akhir 2017.

Data terakhir menyebutkan jumlah investor reksa dana per 9 Agustus 2019 telah mencapai 1,39 juta. "Pertumbuhan jumlah investor itu seiring dengan meningkatnya dana kelolaan asset under management industri," kata dia di Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana kelolaan reksa dana terus melesat dari Rp 272 triliun pada akhir 2015, kemudian Rp 339,1 triliun pada akhir 2016, melonjak jadi Rp 507,3 triliun pada Desember 2018, dan kini telah mencapai Rp 538,4 triliun per akhir Agustus 2019. AUM reksa per Agustus 2019 meroket 98 persen jika dibandingkan akhir 2015 lalu.

“Transaksi pembelian (subscription) online pun melonjak tajam dari sekitar Rp 1 triliun pada 2016 menjadi Rp 5 triliun pada 2019 ini,” ungkapnya.

Dia menyebut keberhasilan ini terjadi karena distribusi reksa dana kini tidak hanya melalui agen penjual bank maupun non-bank, tetapi juga berasal dari kolaborasi antara agen penjual dengan e-commerce yang bisa menjangkau pangsa pasar lebih luas di Indonesia.

Potensi kolaborasi juga dapat terjadi tidak hanya dengan e-commerce tetapi juga dengan penyedia pembayaran digital. Inovasi ini tidak disangkal lagi bisa membawa gebrakan baru bagi perkembangan investasi secara online di Indonesia.

Mengacu data Bank Indonesia (BI), nilai transaksi pembayaran digital atau uang elektronik mencapai Rp 47,19 triliun sepanjang 2018. Nilai itu melonjak empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 12,37 triliun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jalan Penjualan Online

Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online
Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online

Sementara itu, President Director Kontan, Lukas Widjaja menyatakan kehadiran kanal-kanal penjualan online serta platform pembayaran digital yang dikelola fintech start up menjadi mesin pendorong baru bagi upaya peningkatan literasi maupun inklusi produk reksa dana.

Ekosistem investasi baru yang diciptakan oleh kolaborasi manajer investasi, fintech, serta para regulator telah menghapus batasan-batasan yang selama ini menghambat kampanye investasi reksadana di Tanah Air.

"Ringkasnya, kehadiran teknologi telah membuat investasi reksadana menjadi semakin mudah dan murah,” pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya