13 Maret 1961: Pengadilan Kasus Portland Spy Ring yang Dituding Mata-mata Soviet di Inggris

Lima terdakwa menghadapi persidangan di Old Bailey atas tuduhan membocorkan teknologi militer Inggris ke Uni Soviet melalui perangkat komunikasi canggih

oleh Alya Felicia Syahputri Diperbarui 13 Mar 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2025, 06:00 WIB
bendera Inggris
Ilustrasi bendera Inggris (Unsplash/Aleks Marinkovic)... Selengkapnya

Liputan6.com, Moskow - Pada 13 Maret 1961, lima orang diadili di Pengadilan Old Bailey atas tuduhan berkonspirasi membocorkan rahasia negara kepada Uni Soviet. Kasus ini kemudian dikenal sebagai Portland Spy Ring, salah satu jaringan mata-mata paling terkenal dalam sejarah Inggris selama Perang Dingin. Jaringan ini beroperasi dengan membocorkan informasi rahasia tentang teknologi militer Inggris, termasuk proyek kapal selam nuklir pertama negara itu.

Mengutip laman BBC On This Day pada Jumat (13/3/2025), disebutkan bahwa kelima terdakwa membantah tuduhan bersekongkol melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi dalam kurun waktu 14 April 1960 hingga 7 Januari 1961.

Kelimanya adalah:

  • Gordon Lonsdale (37), direktur perusahaan dari London barat laut.
  • Henry Houghton (55), pegawai negeri dari Weymouth, Dorset.
  • Peter Kroger (50), penjual buku.
  • Helen Kroger (47), ibu rumah tangga, tinggal di Ruislip, Middlesex (alamat yang sama dengan Peter Kroger).
  • Ethel Gee (46), pegawai negeri dari Portland, Dorset.

Jaksa Agung, Sir Reginald Manningham-Buller QC, yang mewakili pihak penuntut, menyatakan bahwa kelima terdakwa terlibat dalam rencana untuk menjual informasi mengenai kapal selam nuklir pertama Inggris kepada Uni Soviet.

Dalam persidangan, dijelaskan bahwa dua pegawai negeri, Gee dan Houghton, yang bekerja di Underwater Weapons Establishment di Portland, Dorset, telah membocorkan rahasia negara kepada perantara, yaitu Mr Lonsdale. Lonsdale kemudian membawa informasi tersebut ke rumah pasangan Kroger untuk dikirim ke Moskow melalui perangkat komunikasi canggih.

Pihak juri diberitahu bahwa polisi telah membuntuti Houghton dan melihatnya beberapa kali bertemu dengan Miss Gee. Mereka juga diketahui beberapa kali bepergian bersama ke London untuk bertemu dengan Lonsdale.

Akhirnya, mereka ditangkap dalam salah satu pertemuan mereka di London. Dalam pemeriksaan, tas belanja yang dibawa oleh salah satu terdakwa ditemukan berisi empat pamflet Admiralty Test serta sebuah kaleng berisi rol film yang belum dikembangkan. Film tersebut ternyata berisi detail teknis tentang HMS Dreadnought, kapal selam nuklir pertama Inggris.

Pada hari yang sama, polisi menggeledah rumah pasangan Kroger di Ruislip. Saat diberitahu bahwa ia ditangkap, Helen Kroger meminta izin untuk menambah bahan bakar ke dalam ketel pemanas. Namun, seorang petugas yang curiga memeriksa tas tangannya terlebih dahulu dan menemukan sebuah amplop putih berisi surat yang ditulis dalam bahasa Rusia serta selembar kertas dengan deretan angka dalam kode rahasia.

Belakangan, kode tersebut diidentifikasi sebagai koordinat pada peta yang menunjukkan lokasi pertemuan rahasia.

Pemeriksaan lebih lanjut di rumah itu mengungkap sebuah pintu jebakan di dapur yang mengarah ke ruang bawah tanah kecil. Selain itu, kamar mandi di rumah tersebut telah dimodifikasi agar bisa digunakan sebagai ruang gelap fotografi.

Di loteng, polisi menemukan berbagai kamera dan perlengkapan fotografi, antena radio sepanjang 74 kaki (sekitar 22,5 meter), serta perangkat komunikasi berkekuatan tinggi yang mampu mengirimkan pesan langsung ke Moskow. Selain itu, ditemukan pula uang tunai sebesar $6.000 dalam pecahan $20.

Promosi 1

Vonis dan Konsekuensi

scales of justice (Freepik/Arsip)
scales of justice (Freepik/Arsip)... Selengkapnya

Jaksa Manningham-Buller menyatakan kepada juri, "Bisa dikatakan, tempat ini adalah pusat operasi jaringan mata-mata, dan dengan uang yang ditemukan di sana, ini juga merupakan 'bank' bagi jaringan tersebut."

Penggeledahan di tempat tinggal terdakwa lainnya juga menemukan bukti mencurigakan. Di kamar Gee, polisi menemukan uang tunai sebesar £4.747 sekitar Rp99 juta, padahal gajinya saat itu hanya £10 sekitar Rp210 ribu per minggu.

Sementara itu, di rumah Houghton, ditemukan sejumlah peta navigasi dengan tanda-tanda pensil serta denah lokasi properti milik Admiralty di Dorset. Lebih banyak uang ditemukan tersembunyi di dalam kaleng cat di gudang kebunnya.

Selain itu, di ruang tamu Houghton, ditemukan perangkat radio yang mampu menerima siaran dari seluruh dunia. Peralatan lain yang ditemukan meliputi korek api dengan ruang tersembunyi, senter dengan baterai berongga, serta termos yang memiliki wadah rahasia di dalamnya.

Persidangan jaringan mata-mata ini, yang kemudian dikenal sebagai Portland Spy Ring, berlangsung selama sekitar dua minggu. Pada akhir persidangan, terungkap bahwa pasangan Kroger sebenarnya adalah Morris dan Lona Cohen, mata-mata yang telah lama dicari di Amerika Serikat karena keterlibatan mereka dalam kasus Rosenberg.

Mereka dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. Namun, pada tahun 1969, mereka ditukar dengan Gerald Brooke, seorang mata-mata Inggris yang ditahan di Uni Soviet.

Sementara itu, Gordon Lonsdale teridentifikasi sebagai Konon Molody, seorang agen Soviet ilegal. Ia divonis 25 tahun penjara tetapi hanya menjalani kurang dari empat tahun. Pada tahun 1966, ia ditukar dengan Greville Wynne, seorang warga Inggris yang dituduh melakukan spionase di Uni Soviet.

Setelah kembali ke Uni Soviet, Lonsdale dipandang sebagai pahlawan dan kemudian menulis memoarnya dengan bantuan Kim Philby, yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah film.

Henry Houghton dan Ethel Gee masing-masing dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Mereka dibebaskan setelah menjalani 10 tahun hukuman, lalu mengganti nama mereka dan menikah setelah keluar dari penjara.

Pada Juni 1961, sebuah laporan resmi menyimpulkan bahwa kelemahan dalam sistem keamanan Admiralty berkontribusi terhadap keberhasilan operasi Portland Spy Ring.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya