Wall Street Melonjak, Saham Facebook dan Amazon Cetak Rekor

Salah satu pendorong kenaikan Wall Street adalah mulai dibukanya lockdown di beberapa negara bagian.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Mei 2020, 07:20 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2020, 07:20 WIB
Saham Nike Topang Penguatan Wall Street
Sentimen bervariasi di awal pekan telah mendorong bursa saham Amerika Serikat menguat dengan indeks saham Dow Jones naik 14,57 poin.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street naik tajam pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) dan mendorong keuntungan dalam pekan ini. Saham-saham teknologi menjadi pemimpin penguatan.

Mengutip CNBC, Kamis (21/5/2020), Dow Jones Industrial Average ditutup naik 369,04 poin atau 1,5 persen menjadi 24.575,90. S&P 500 naik 1,7 persen menjadi 2.971,61, level penutupan tertinggi sejak 6 Maret. Nasdaq Composite naik 2,1 persen menjadi 9.375,78.

Kenaikan Wall Street pada perdagangan Rabu ini menempatkan indeks acuan utama naik lebih dari 3 persen selama seminggu dan menempatkan Nasdaq naik 4,5 persen sepanjang 2020.

Saham Facebook menguat lebih dari 6 persen dan mencapai rekor tertinggi. Amazon juga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, ditutup naik lebih dari 2 persen.

Keuntungan Facebook datang ketika investor menyambut baik pengumuman e-commerce baru perusahaan tersebut, Facebook Shops, sementara Amazon terus mendapat manfaat dari konsumen yang memesan secara online.

 

Lockdown Longgar

Wall Street Tertekan Kena Imbas Krisis Yunani
Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Salah satu pendorong kenaikan Wall Street adalah mulai dibukanya lockdown di beberapa negara bagian. Connecticut mulai memungkinkan konsumen untuk makan di restoran dengan tempat duduk terbuka pada hari Rabu, dan beberapa toko juga mulai dibuka kembali.

"Tiga hingga enam minggu ke depan kemungkinan akan menjadi penting bagi pasar keuangan karena mayoritas negara bagian dalam proses membuka kembali ekonomi mereka," kata analis senior Wells Fargo Investment Institute Scott Wren.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya