Bursa Saham AS Tertekan Rencana Lockdown di New York

Walikota New York Bill De Blasio memperingatkan bahwa ia akan menjalankan kebijakan penutupan kota. Peringatan tersebut mempengaruhi gerak bursa saham AS.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Des 2020, 06:46 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 06:31 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar bursa saham Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan. Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mengalami tekanan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Sentimen pendorong pelemahan bursa saham AS ini karena kekhawatiran pembatasan aktivitas atau lockdown yang menekan optimisme peluncuran vaksin Covid-19.

Mengutip CNBC, Selasa (15/12/2020), Dow Jones ditutup melemah 184,82 poin atau 0,6 persen ke level 29.861,55. Pada sesi tertinggi, Dow naik lebih dari 200 poin dan mencapai level tertinggi sepanjang masa. Untuk S&P 500 turun 0,4 persen menjadi 3.647,49.

Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,5 persen menjadi 12.440,04.

Walikota New York Bill De Blasio memperingatkan pada hari sebelumnya bahwa ia akan menjalankan kebijakan penutupan kota dalam waktu dekat karena peningkatan penderita covid-19. Komentarnya tersebut menekan Dow Jones dan S&P 500.

"Kami melihat tingkat infeksi virus Corona yang belum pernah kami lihat sejak Mei dan kami harus menghentikan momentum itu atau sistem rumah sakit kami akan terancam," kata de Blasio.

Beberapa negara lain telah menerapkan langkah-langkah menjaga jarak sosial yang lebih ketat. Di Inggris, sekretaris kesehatan negara itu mengatakan bahwa akan melakukan pembatasan yang ketat di London.

"Ini adalah penguncian yang mengganggu pertumbuhan global," kata kepala analis Prudential Financial, Quincy Krosby.

“Pertanyaannya sekarang adalah berapa banyak negara bagian di AS dan negara lainnya yang menerapkan penguncian.” tambahnya.

Saham perusahaan yang akan diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi tertekan sedangkan beberapa perusahaan lain terutama teknologi mampu menguat. United Airlines turun 3,4 persen. Sementara itu Amazonnaik 1,3 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Vaksin

Gambar Ilustrasi Vaksin Virus Corona
Sumber: Freepik

Pernyataan dari De Blasio ini keluar seiring dengan mulai meluncurkan vaksin virus Covid-19 yang dirancang oleh Pfizer dan BioNTech ke ratusan pusat distribusi di seluruh negeri. Dosis pertama vaksin diberikan di New York pada Senin pagi.

FDA juga dijadwalkan untuk mempublikasikan penilaiannya terhadap vaksin Moderna minggu ini.

“Kami berharap vaksin Covid-19 yang efektif tersedia secara luas pada 2021, mendukung kembalinya aktivitas ekonomi dan sosial ke tingkat yang lebih normal,” kata analis UBS Global Wealth Management, Mark Haefele.

"Jadi, bahkan dengan adanya reli pasar saham global sejak awal November, kami berpikir bahwa ada kenaikan lebih lanjut yang akan datang." tambah dia.

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya