Jokowi: Bank Syariah Indonesia Harus Bisa Tarik Generasi Milenial

Presiden Jokowi juga meminta Bank Syariah Indonesia untuk memaksimalkan pengembangan teknologi digital, agar mampu menjangkau seluruh masyarakat Tanah Air.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 01 Feb 2021, 14:55 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2021, 14:55 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara virtual pada Minggu, 27 Desember 2020, perayaan Natal Nasional tahun 2020 mengajak seluruh pihak untuk tidak cepat kehilangan harapan. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil merger tiga bank syariah BUMN, Bank Syariah Indonesia (BSI) resmi diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin, 1 Februari 2021.

"Dengan mengucap bismillah hirohman nirohim, saya nyatakan diluncurkan berdirinya Bank Syariah Indonesia," kata Jokowi.  

Dalam kata sambutan, Jokowi juga menegaskan, bank syariah tidak hanya diperuntukan bagi masyarakat muslim. Ia menyebut, seluruh masyrakat Indonesia bisa menjadi nasabah bank tersebut.

"Jadi jangan berpikir bank syariah ini hanya untuk umat muslim saja, masyarakat non muslim pun harus diterima dan disambut baik sebagai nasabah Bank Syariah Indonesia," ujarnya.

Selanjutnya, Jokowi juga meminta Bank Syariah Indonesia untuk memaksimalkan pengembangan teknologi digital, agar mampu menjangkau seluruh masyarakat Tanah Air.

"Harus bisa memaksimalkan pengembangan teknologi digital. Digitalisasi ini wajib agar bisa menjangkau mereka yang selama ini belum terjangkau layanan perbankan," tuturnya.

Hal ketiga yang ditekankan mantan Walikota Solo tersebut ialah menarik minat generasi milenial. Hal ini tak terlepas dari persentase populasi generasi milenial di Indonesia.

"Jumlah milenial indonesia saat ini mencapai 25,87 persen dari total 270 juta penduduk Indonesia," terangnya.

Layanan yang diberikan Bank Syariah Indonesia juga diharapkan mempu memenuhi keinginan UMKM, korporasi sampai ritel.

"Keempat produk dan layanan syariah harus kompetitif dan bisa memenuhi keinginan konsumen mulai dari UMKM, korporasi sampai ritel, dan mampu memfasilitasi nasabah agar cepat naik kelas dan menjadi tulang punggung ekonomi negara kita," ucapnya.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Saham BRIS Makin Perkasa

IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gerak saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) masih lanjutkan penguatan pada perdagangan saham Senin, 1 Februari 2021.

Mengutip data RTI pukul 14.01 WIB, saham BRIS naik 12,7 persen ke posisi 2.750 per saham. Saham BRIS sempat melonjak 20,08 persen ke posisi 2.930 per saham.

Mengutip data RTI, saham BRIS sempat berada di level tertinggi 2.960 dan terendah 2.270 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 117.532 kali dengan nilai transaksi Rp 1,6 triliun.

Investor asing beli saham BRIS Rp 151,2 miliar dan jual Rp 121,1 miliar. Sedangkan investor domestik beli dan jual masing-masing Rp 1,5 triliun.

Penguatan saham BRIS ini juga seiring peresmian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 1 Februari 2021.

Selain itu, PT Bank BRIsyariah Tbk berganti nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk efektif sejak tanggal persetujuan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap perubahan anggaran dasar PT Bank BRIsyariah Tbk pada 1 Februari 2021.

Sehubungan hal itu, terhitung sejak efektifnya persetujuan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap perubahan anggaran dasar perseroan, PT Bank BRIsyariah Tbk tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

"Perdagangan efek PT Bank Syariah Tbk di Bursa Efek Indonesia tetap menggunakan kode BRIS,” seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI yang diteken Kepala Divisi Penilaian Perusahaan I Adi Pratomo Aryanto dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy.

Adapun jumlah saham yang dicatatkan antara lain jumlah saham perseroan sebelum penggabungan usaha 9.900.508.698 saham. Jumlah saham tambahan hasil penggabungan usaha 31.130.700.245 saham. Jumlah saham perseroan setelah penggabungan usaha 41.031.208.943 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham.

Saham yang tidak dicatatkan sebagai implementasi peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 1999 yang antara lain menetapkan bahwa saham bank hanya boleh tercatat di BEI sebanyak-banyaknya 99 persen antara lain 314.221.836 lembar saham milik PT Bank Mandiri Tbk dan 97.161.135 lembar saham milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Jumlah saham tercatat setelah penggabungan usaha 40.619.825.972 saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya