Neraca Dagang RI Surplus USD 1,9 Miliar, IHSG Melambung 0,82 Persen

Laju IHSG menguat 0,82 persen ke posisi 6.273,83 pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Senin, 15 Januari 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Feb 2021, 12:04 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2021, 12:03 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (15/2/2021). IHSG menguat terjadi di tengah aksi jual investor asing dan rilis neraca dagang pada Januari 2021.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,82 persen ke posisi 6.273,83. Indeks saham LQ45 naik 0,96 persen ke posisi 962,73. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Sebanyak 294 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 174 saham melemah dan 157 saham diam di tempat. Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.283 dan terendah 6.244.

Total frekuensi perdagangan saham 766.168 kali dengan volume perdagangan saham 8,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 365,76 miliar di seluruh pasar.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor tambang turun 0,05 persen. Sektor saham aneka industri naik 2,67 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Diikuti sektor saham industri dasar menanjak 1,6 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 1,43 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak Saham

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang menguat tajam atau top gainers antara lain saham KPIG naik 33,33 persen, saham KICI melonjak 25,13 persen, saham BANK mendaki 24,83 persen, dan saham IMAS meroket 20,63 persen.

Di sisi lain saham-saham yang melemah tajam atau top losers antara lain saham MRAT turun 6,9 persen, saham SKRN merosot 6,83 persen, saham KOIN susut 6,81 persen, saham UFOE tergelincir 6,8 persen dan saham CITY susut 6,78 persen.

Aksi Investor Asing dan Bursa Saham Asia

IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBRI sebanyak Rp 70 miliar, saham INKP sebanyak Rp 26,3 miliar, saham BTPS sebanyak Rp 24,7 miliar, saham BBNI sebanyak Rp 11,1 miliar, dan saham TLKM sebanyak Rp 6,3 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham ASII sebanyak Rp 327,9 miliar, saham BBCA sebanyak Rp 75,7 miliar, saham BMRI sebanyak Rp 22,7 miliar, saham INCO sebanyak Rp 11,7 miliar, dan saham GGRM sebanyak Rp 6,7 miliar.

Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,14 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,18 persen dan indeks saham Singapura 0,59 persen.

Neraca Dagang Indonesia

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Selain itu, penguatan IHSG ini di tengah terjadi pengumuman data ekonomi neraca perdagangan Januari 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 1,96 miliar pada Januari 2021.

Kepala BPS Suhariyanto membeberkan, angka ekspor Indonesia sudah cukup membaik dengan nilai USD 15,3 miliar, sementara impor masih terkontraksi menjadi USD 13,34 miliar.

"Posisi ini jauh lebih bagus kalau kita bandingkan dengan neraca perdagangan Januari 2020 yang defisit USD 640 juta atau pada Januari 2019 yang defisit USD 980 juta," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (15/2/2021).

Menurut Suhariyanto, performa neraca dagang Januari 2021 cukup bagus karena ekspornya meningkat 12,24 persen dibandingkan Januari 2020 yang lalu. Ekspor pertanian naik 13,91 persen, industri naik 11,72 persen, dan tambang yang naik 16,92 persen.

"Jadi performa ekspor Januari 2021 ini jauh lebih bagus dari Januari 2020 dan ini diharapkan terus tumbuh dan pemulihan ekonomi akan berjalan sesuai harapan," ujarnya.

Kendati, nilai impor masih turun 6,49 persen year on year, baik dari sektor migas dan non migas, dan dalam beberapa aspek baik konsumsi, bahan baku/penolong maupun barang modal. "Ini mengindikasikan pergerakan impor belum sesuai harapan," jelas dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya