Liputan6.com, Jakarta - Traveloka, perusahaan rintisan perjalanan terbesar di Asia Tenggara berencana mencatatkan saham perdana di Amerika Serikat (AS) pada 2021.
Travelokaakan menggunakan special purpose acquisition company (SPAC) atau perusahaan akuisisi bertujuan khusus untuk rencana tersebut.
SPAC merupakan perusahaan cangkang karena tidak memiliki operasi apapun. Perusahaan ini sebagai sarana investasi yang dibuat khusus untuk menghimpun dana orang kaya. Lalu dana itu digunakan untuk membiayai peluang merger dan akuisisi dalam jangka waktu yang ditetapkan.
Advertisement
Baca Juga
"SPAC sangat efisien. Jika kami dapat melakukannya lebih cepat, kami kemudian dapat fokus pada eksekusi dan mengembangkan perusahaan,” ujar Chief Executive Officer Traveloka, Ferry Unardi seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (16/2/2021).
Ia menambahkan, Traveloka dapat mempertimbangkan untuk mendaftar di Indonesia pada tahap selanjutnya. Kemudian perseroan menjajaki merger dan akuisisi setelah penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Traveloka menambah daftar perusahaan rintisan Indonesia yang akan catatkan saham di bursa saham Amerika Serikat (AS) melalui metode SPAC yang memungkinkan mereka menggunakan dana yang diperoleh dari IPO untuk membeli perusahaan swasta kemudian mengambil alih pencatatan. Traveloka dikabarkan telah menunjuk JP Morgan Chase and Co untuk pencatatan saham di AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Rencana Setelah IPO
Berdasarkan data CB Insights, Expedia Group Inc, Rocket Internet SE, GIC Pte dan JD.Com telah membantuk dongkrak valuasi Traveloka selama bertahun-tahun. Nilainya mencapai USD 3 miliar pada 2017.
Unardi menuturkan, perseroan akan menjajaki opsi merger dan akuisisi setelah IPO selesai. Sejak didirikan pada 2012, Traveloka telah berkembang ke seluruh Asia Tenggara sehingga memudahkan konsumen untuk memesan tiket pesawat dan hotel di berbagai negara.
Seperti para pesaingnya, perusahaan telah berkembang untuk menawarkan beragam layanan termasuk gaya hidup dan layanan keuangan.
Dengan dampak pandemi COVID-19 yang melanda industri perjalanan di dunia, Traveloka disebut-sebut akan segera menggalang dana pada Juli 2020 dengan valuasi lebih rendah dari sebelumnya. Perseroan juga memangkas 80 pekerjaan di Singapura pada April 2020.
"Tahun lalu sulit, kami harus menilai organisasi kami, bisnis. Kami harus membuat keputusan yang sangat sulit,” ujar Unardi.
Traveloka berencana investasi lebih banyak pada produk baru travel-now-pay-later untuk menarik lebih banyak wisatawan.”Bisnis berjalanan sekarang kembali untung di tengah pembatasan lebih longgar bahkan pada volume yang lebih rendah,” ujar dia.
Advertisement