Turun Terbatas, Investor Asing Lepas Saham ASII Rp 56,9 Miliar

Saham PT Astra International Tbk (ASII) turun 0,42 persen ke posisi Rp 5.925 per saham pada Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Feb 2021, 18:08 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 18:06 WIB
IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Penguatan harga saham PT Astra International Tbk (ASII) hanya sementara. Setelah menguat 1,71 persen pada perdagangan Senin, 15 Februari 2021, saham ASII bergerak di zona merah pada perdagangan saham Selasa, (16/2/2021).

Mengutip data RTI, saham ASII turun 0,42 persen ke posisi Rp 5.925 per saham. Saham ASII sempat dibuka naik 25 poin ke posisi 5.975 per saham.

Saham ASII ditransaksikan di posisi tertinggi 6.000 dan terendah 5.900 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 12.286 kali dengan nilai transaksi Rp 394,1 miliar. Selain itu, investor asing juga melepas saham ASII sebanyak Rp 56,9 miliar.

Penurunan harga saham emiten otomotif juga dialami PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS). Saham IMAS melemah 6,59 persen ke posisi 1.275 per saham. Saham IMAS ditransaksikan di posisi tertinggi 1.385 dan terendah 1.270 per saham. Total frekuensi perdagangan 10.689 kali dengan nilai transaksi Rp 50,2 miliar.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, jika penjualan kendaraan pada 1.500 cc maupun ke bawah meningkat seiring ada insentif PPnBM mobil nol persen diharapkan memberikan dampak positif bagi ASII dalam meningkatkan kinerja fundamental.

"Ekonomi nasional terakselarasi maka penjualan kendaraan berpotensi meningkat pada 2021. Selain itu, pelaku pasar juga menanti laporan keuangan,” kata Nafan.

Ia menambahkan, pelaku pasar juga menanti hasil kinerja penjualan kendaraan per Februari dan dinamika perkembangan penjualan kendaraan pada periode Ramadan.  Selain itu, Nafan menuturkan, rilis penjualan kendaraan pada Januari 2021 juga turut pengaruhi gerak saham ASII.

Tercatat penjualan kendaraan ASII mencapai 26.830 unit dan Astra LCGC sebanyak 7.179 unit pada Januari 2021. ASII masih memegang pangsa pasar mencapai 51 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Insentif PPnBM Mobil Nol Persen Untungkan Industri Pendukung Otomotif

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, berlaku secara bertahap mulai 1 Maret 2021, relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) kendaraan baru ternyata tak hanya menguntungkan emiten otomotif inti, tetapi juga perusahaan pendukungnya.

Adapun emiten otomotif seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS). Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menyebut, sentimen ini bisa memberikan dampak positif ke beberapa industri pendukung, meskipun emiten yang diuntungkan tetap berkaitan erat dengan sektor otomotif.

"Kalau peningkatan terjadi tentu bagus, karena ada beberapa industri pendukung juga akan mengalami dampak positif dari kenaikan penjualan mobil ini. Emiten lain kemungkinan lain ban akan bergerak naik, karena menjadi komponen penting, suku cadang auto akan mendapat sentimen positif juga," ujar dia kepada Liputan6.com, Selasa (16/2/2021).

Meski demikian, Hans menegaskan, dampak positif yang ditimbulkan akibat relaksasi PPnBM tak akan terlalu signifikan dan bertahan lama. Hal ini karena diskon atau potongan harga kendaraan baru sering kali diberikan pabrikan sebagai daya tarik sejak dulu.

"Tapi relatif terbatas karena diskonnya enggak besar sekali. Mungkin sentimen positifnya berlangsung jangka pendek ya, karena ini tidak akan terlihat signifikan sekali, meskipun beberapa mengalami pergerakan positif, tapi masih terbatas. kita harus melihat juga bagaimana realisasi di lapangan," ujar dia.

Insentif PPnBM 100 persen dari tarif akan diberikan pada tahap pertama. Selanjutnya, pemerintah hanya akan memberi potongan pajak sebesar 50 persen pada tahap kedua atau tiga bulan berikutnya. Pada tahap ketiga, potongan pajak yang diberikan hanya 25 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya