Rambah Sektor Tambang, PP Presisi Siap Fokus Garap Nikel

Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso yakin kontrak baru dari sektor nonkonstruksi mencapai 10,50 persen pada 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 19 Feb 2021, 10:05 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2021, 21:33 WIB
Harga Nikel Naik 28 Persen, Ini Strategi Antam Agar Kompetitif
Nikel lagi-lagi mencatatkan trend kenaikan harga yang positif selama tahun 2017. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki target kontrak baru, PT PP Presisi Tbk (PPRE)  siap ekspansi ke sektor jasa pertambangan khususnya nikel.

Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso yakin kontrak baru dari sektor nonkonstruksi mencapai 10,50 persen pada 2021.

"Setelah 10,50 persen dari total kontrak baru, ke depannya kita coba perbesar nonkonstruksi sehingga bisa di atas 50 persen. target kami saat ini masih imbang 50:50 untuk konstruksi dan nonkonstruksi," kata Benny, Kamis (18/2/2021).

Emiten dengan kode PPRE tersebut juga  menyebut, tambang nikel yang tengah dibidik pihaknya berlokasi di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Potensi volume pekerjaan untuk tambang ini mencapai 2 hingga 4,5 juta ton setiap tahunnya. "Target di 2021 ini sebenarnya kita bisa memperbesar bisnis di luar dari grup khususnya di pertambangan nikel," tutur Benny.

Mencoba berbagai bisnis, PP Presisi sebelumnya juga fokus pada pengangkutan batu bara seperti di Kalimantan dan Sulawesi. Tak heran perusahaan ini mencoba membidik sektor pertambangan.

"Kami mencoba memanfaatkan segala sesuatunya semaksimal mungkin. Karena itu, kami juga melihat bagaimana satu jenis alat berat bisa mendatangkan pendapatan dari lini bisnis lain. Seperti eskavator untuk gali tanah di proyek bentungan bisa dipakai di proyek pertambangan batu bara, ”ujarnya.

Benny juga menegaskan pihaknya akan mencoba reboisasi di lingkungan sumur minyak bumi. Hal ini diharapkan mampu menjadi sumber pendapatanbagi perseroan.

"Kemudian kita masuk ke infrastruktur spesialis atau kontraktor spesialis seperti bisnis tanah yang terkontaminsi minyak. Jadi misalnya bekas tambang atau sumur  yang sudah selesai pengeboran minyak tentu harus dilakukan reboisasi," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Target Kontrak Baru

PP presisi melepas saham ke publik sebanyak 2,35 miliar saham.(Liputan6.com/Achmad Dwi Apriyadi)
PP presisi melepas saham ke publik sebanyak 2,35 miliar saham.(Liputan6.com/Achmad Dwi Apriyadi)

Sebelumnya, optimistis ada perbaikan ekonomi pada 2021, target kontrak baru PT PP Presisi Tbk (PPRE)mengalami kenaikan dibandingkan 2020 lalu. Hal itu diungkapkan Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso.

"Jadi di tahun 2021 ini kita berharap bisa mencapai lebih dari Rp3,7 trilun. Kami cukup percaya diri untuk bisa meraih kontrak baru di atas Rp3,7 triliun," kata Benny, Kamis, 18 Februari 2021.

Dalam pemaparannya, Benny juga menjelaskan, emiten berkode PPRE tersebut mampu mendapatkan kontfak baru hingga Rp2,8 triliun. Meski demikian, Ia mengaku pencapaian tersebut turun dibandingkan 2019.

"Sampai 2020 kemarin pencapaian kontrak baru 2,8 triliun, ini turun dibandingkan tahun sebelumnya, cuma pencapaian ini masih di atas target yang kami tetapkan di tahun 2020," ujarnya.

Benny juga menuturkan, bila sebagian besar tender yang dikerjakan masih datang dari sisi internal atau grup yang sama.

"Jadi ini cukup suprise di masa pandemi ini. Walaupun memang sebagian besar masih berasal dari grup, karena banyak sekali tender yang besar di tahun 2020 di hold dan cancel," tuturnya.

Salah satu kerja sama yang harus di tunda perusahaan saat pandemi COVID-19 berasal dari kementerian Pekerjaan Umum. "Kami sebenarnya ada tender dengan kementerian PU di tahun 2020 tapi mundur di tahun 2021," kata Benny.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya