Liputan6.com, Jakarta - Ketentuan loan to value kredit dan pembiayaan properti 100 persen resmi dilakukan Bank Indonesia (BI). Dengan ada pelonggaran ini, uang muka atau down payment (DP) 0 persen untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bisa dilakukan.
Meski mendukung kebijakan ini, Direktur Utama Summarecon Agung Adrianto P. Adhi enggan memiliki target tinggi. Hal ini tak terlepas dari pandemi COVID-19 yang masih terjadi.
"Di masa pandemi banyak sekali yang mengurungkan beli, karena konsumen biasanya memilih memegang cash. Sehingga secara umum jumlah pembeli menyusut, tapi suplai makin banyak karena semua melempar stok untuk di jual, kondisinya berat bagi pengembang karena suplainya banyak, pembelinya meyusut," ujar dia kepada Liputan6.com, Sabtu, (20/2/2021).
Advertisement
Baca Juga
Namun, Adrianto menuturkan, bila akhir tahun 2020 kondisi sudah lebih baik. Ia juga menegaskan, pihaknya akan tetap memiliki target realistis terkait pencapaian pada 2021.
"Kita tetap harus realistis, jadi enggak semata-mata dengan DP nol persen akan lebih besar. Tapi kita akan mengantisipasi dengan lebih baik, sehingga penjualan juga akan lebih baik," ujarnya.
Khusus 2020, Adrianto mengatakan pencapaian yang mampu didapatkan emiten properti berkode SMRA ini melebihi target revisi yang telah ditetapkan perseroan.
"Tahun 2019 sukses melebihi target, 2020 kita targetkan tinggi, tapi sampai Maret ada Covid-19, terus kita koreksi, tapi alhamdullilah dari revisi target Rp2,5 triliun kita bisa masuk ke Rp3,3 triliun. Jadi target kita lebih realistis," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja hingga Kuartal III 2020
Di tengah pandemi COVID-19, PT Summarecon Agung Tbk mencatat laba periode berjalan turun menjadi Rp 29,40 miliar hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 415,61 miliar.
Pendapatan perseroan turun menjadi Rp 3,26 triliun hingga kuartal III 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,40 triliun. Beban pokok penjualan dan beban langsung turun menjadi Rp 1,87 triliun. Laba kotor merosot menjadi Rp 1,38 triliun hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,35 triliun.
Perseroan mencatat penurunan sejumlah beban antara lain beban penjualan turun menjadi Rp 206,79 miliar. Beban umum dan administrasi susut dari Rp 726,39 miliar hingga September 2019 menjadi Rp 560,67 miliar. Laba usaha perseroan turun menjadi Rp 615,20 miliar hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,08 triliun.
Total liabilitas tercatat Rp 15,63 triliun dan aset mencapai Rp 24,92 triliun pada 30 September 2020. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,78 triliun pada 30 September 2020.
Advertisement