Unicorn Indonesia Bersiap Raih Untung dan IPO

Google, Temasek, Bain & Company menyebutkan sejumlah sektor yang dijalankan unicorn ASEAN telah cukup kuat seperti e-commerce, transportasi, pengiriman makanan, travel, dan media.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Mar 2021, 14:45 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2021, 14:45 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Unicorn Indonesia akan kembali memfokuskan produk inti dan menawarkan jasa yang mendukung bisnis dapat bertahan.  Hal ini sebagai upaya untuk mencatatkan keuntungan dan dapat menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).

Dalam laporan PT Mandiri Sekuritas berjudul Harnessing the Power of the Digital Age dirilis Rabu, 10 Maret 20201, unicorn Indonesia secara eksplisit menyampaikan COVID-19 telah mendorong untuk kembali fokus terhadap inti produk dan menawarkan jasa yang membangun bisnis untuk bertahan. Hal itu disampaikan saat paparan di Mandiri Sekuritas Tech Day.

Google, Temasek, Bain & Company menyebutkan sejumlah sektor yang dijalankan unicorn ASEAN telah cukup kuat seperti e-commerce, transportasi, pengiriman makanan, travel, dan media.

Unicorn tersebut memprioritaskan bisnis yang menguntungkan. Arah untuk menuju sektor yang menguntungkan tersebut menjadi terlihat seiring pandemi COVID-19 yang terjadi juga telah membangun nilai ekonomi untuk platform digital.

Hal tersebut membangun fondasi kuat untuk perusahaan teknologi mencatatkan saham di bursa efek sehingga membuka sumber pendanaan baru untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan di masa depan.

Seperti diberitakan Bloomberg, sejumlah unicorn seperti Gojek, Tokopedia dan Traveloka mempertimbangkan untuk menawarkan saham perdana ke publik.

Meski demikian, selain menjajaki peluang dari penawaran saham perdana, kegiatan merger dan akuisisi di Indonesia akan melonjak.

Salah satu yang ramai dibicarakan mengenai merger Gojek dan Tokopedia. Jika  hal itu terjadi, PT Mandiri Sekuritas melihat hal tersebut akan memperkuat sinergi ekosistem pelanggan, merchant, dan partner untuk memperkuat e-commerce, pembayaran digital dan jasa keuangan.

"Kami yakin merger Gojek dan Tokopedia akan berhasil meningkatkan ekosistem yang lebih kuat dan lama, mengingat penawaran produk dan layanan mereka yang lebih luas. Kami berpikir merger dana mendorong lebih banyak aktivitas merger dan akuisisi, terutama yang melibatkan teknologi lain perusahaan dalam upaya membangun ekosistem dan penggunaan yang lebih kuat dan berkelanjutan," demikian mengutip dari laporan PT Mandiri Sekuritas.

Adapun dilaporkan merger tersebut akan mendorong valuasi Gojek dan Tokopedia USD 35 miliar-USD 40 miliar. Kapitalisasi pasar perusahaan gabungan tersebut akan membuat menjadi perusahaan terbesar ketiga berdasarkan kapitalisasi pasar di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Nilai valuasi Gojek-Tokopedia itu akan di bawah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Central Asia (BCA).

PT Mandiri Sekuritas memandang hal ini baru saja dimulai untuk ekosistem perusahaan rintisan dan pasar di Indonesia. Seiring pasar makin bertumbuh, banyak perusahan teknologi kecil akan makin besar, dan itu menjadi kesempatan untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Apalagi Indonesia termasuk memiliki perusahaan rintisan tertinggi di Asia Tenggara. Diperkirakan 2.000 perusahaan rintisan yang aktif pada 2018. Berdasarkan riset pada awal 2020, ada sekitar 27 perusahaan rintisan yang memiliki valuasi di atas USD 100 juta atau sekitar Rp 1,43 triliun (asumsi kurs Rp 14.379 per dolar AS).

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Menakar Keuntungan Tokopedia dan Gojek Jika Merger

Tokopedia
Laman utama aplikasi Tokopedia. (Sumber: Tokopedia)

Sebelumnya, menarik perhatian, Gojek dan Tokopedia dikabarkan akan merger dalam waktu dekat. Lalu bagaimana jika dua startup raksasa Tanah Air tersebut benar-benar bergabung?

Melihat hal ini, Mandiri Sekuritas memberikan pandangannya. Dalam pemaparan yang diberikan, valuasi target potensial yang mampu dihasilkan mencapai USD 35 miliar hingga 40 miliar.

Tak hanya itu, kedua perusahaan juga bisa menikmati efek jaringan kuat dan siklus yang baik melalui ekosistem digital yang sudah besar.

Hasil merger juga disebut Mandiri Sekuritas mampu meningkatkan kekuatan kompetitif dan mengarah pada nilai sinergis yang lebih kuat melalui keterkaitan ekosistem alami.

Ekosistem ini terjadi karena gabungan pengguna, pedagang, dan mitra pengemudi semakin meningkat engan lebih dari 100 juta pengguna. Terdapat juga beragam produk, layanan serta penawaran yang mampu menarik minat pengguna aplikasi.

Dengan demikian, penggabungan menawarkan sinergi yang kuat dari ekosistem yang diperluas, sehingga layanan lebih terintegrasi. Merger yang dilakukan juga mampu mengubah aplikasi menjadi lebih kuat, menawarkan produk dan layanan yang lebih luas sehingga lebih banyak crossselling dan peluang monetisasi.

Mandiri Sekuritas juga yakin, sinergi ini akan memperkuat jalur menuju profitabilitas, karena skala ekosistem dan kasus penggunaan yang diperbesar. Sedangkan nilai-nilai sinergis harus meningkatkan leverage operasi dan pada saat yang sama menarik dan mempertahankan lebih banyak pelanggan.

Model sinergis juga akan bekerja menuju keuntungan dari logistik dan penawaran fintech. Khusus Gojek, memiliki infrastruktur yang kuat untuk logistik di perkotaan besar, sehingga bisa bersinergi dengan Tokopedia dalam hal penawaran layanan yang lebih baik dalam pengiriman instan.

Terdapat juga potensi kuat dalam digital pembayaran dan penawaran layanan keuangan dengan mengintegrasikan GoPay, Tokopedia, dan Bank Jago (Gojek baru-baru ini mengakuisisi saham minoritas).

Kumpulan data gabungan juga akan memperkaya wawasan untuk data analitik, melengkapi mereka dengan aset dan infrastruktur yang lebih kuat untuk meningkatkan fintech menawarkan pinjaman, asuransi, investasi, serta pengiriman uang.

Meski demikian, VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak membantah ada kabar merger tersebut. “Kami tidak dapat menanggapi spekulasi yang ada di pasar,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya