BNI Terbitkan Obligasi Global USD 500 Juta, Ini Besaran Bunganya

Manajemen BNI menyebutkan dana hasil rencana penerbitan surat utang yang digunakan untuk keperluan pembiayaan dan pendanaan umum perseroan.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Mar 2021, 07:38 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2021, 07:37 WIB
ATM BNI di Hong Kong
ATM BNI di Hong Kong

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI menyelesaikan roadshow dan pricing terkait rencana penerbitan obligasi global senilai USD 500 juta atau sekitar Rp 7,21 triliun (asumsi kurs Rp 14.431 per dolar AS) dengan bunga 3,75 persen per tahun.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, (25/3/2021), penetapan bunga obligasi tersebut juga merujuk pada ketentuan Regulation S (Reg S) berdasarkan US Securities Act yang akan terdaftar di Bursa Saham Singapura.

Adapun Fitch Ratings telah menetapkan peringkat jangka panjang yang diharapkan dari BB(EXP) untuk surat utang subordinasi yang sesuai dengan Basel III yang diusulkan oleh BNI.

Manajemen BNI menyebutkan dana hasil rencana penerbitan surat utang  yang digunakan untuk keperluan pembiayaan dan pendanaan umum perseroan.

Perseroan berencana menyelesaikan penerbitan surat utang atau obligasi dalam jangka waktu lima hari kerja setelah pricing yaitu pada 30 Maret 2021.

“Penawaran surat utang ini bukan merupakan penawaran umum di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya,” dikutip dari keterbukaan informasi BEI yang diteken Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom.

Selain itu, rencana penerbitan surat utang memiliki nilai kurang dari 20 persen ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2020 yang telah diaudit oleh KAP Purwantoro, Sungkoro dan Surja (anggota dari Ernst and Young Global Limited) setelah auditor independen, dan karenanya bukan merupakan transaksi material sebagaimana Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.

"Pembentukan dan rencana penerbitan surat utang akan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan,” demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bagian Program EMTN

Beberapa nasabah BNI sedang melakukan transaksi di ATM BNI Hongkong pada 30 Desember 2019.
Beberapa nasabah BNI sedang melakukan transaksi di ATM BNI Hongkong pada 30 Desember 2019. Dok BNI

Manajemen BNI menyebutkan surat utang, apabila diterbitkan akan merupakan penerbitan pertama yang perseroan lakukan berdasarkan Euro Medium Term Note yang dibentuk pada 6 Me 2020 dan diperbaharui pada 22 Maret 2021. Berdasarkan program EMTN, perseroan dapat menerbitkan surat utang secara bertahap dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya USD 2 miliar.

Sehubungan dengan penerbitan surat utang dan pembaruan program EMTN tersebut, perseroan telah teken dokumen-dokumen transaksi antara lain:

1.Akta trust yang diubah dan dinyatakan kembali (amended and trust deed) dengan the Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited selaku Trustee pada 22 Maret 2021.

2.Perjanjian keagenan yang diubah dan dinyatakan kembali dengan Trustee, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited selaku agen penerbit dan pembayar, agen pengalihan dan registar serta agen penghitungan pada 22 Maret 2021.

3.Perjanjian penjual yang diubah dan dinyatakan kembali dengan Citigroup Global Markets Limited dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited selaku arrangers dan penjual pada 22 Maret 2021.

4. Perjanjian Pemesanan (Subscription Agreement) antara Citigroup Global Markets Limited dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited selaku manajer, pada 23 Maret 2021.

5.Lembaran tambahan harga pada 23 Maret 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya