Liputan6.com, Jakarta - Platform real estate online, Compass, telah melaksanakan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di New York Stock Exchange atau Bursa Saham New York pada Kamis, 1 April 2021.
Saham Compass, yang terdaftar dengan kode COMP, melonjak sekitar 20 persen setelah perdagangan dimulai, dan mengakhiri perdagangan hari itu dengan naik hampir 12 persen pada USD 20,15.
Perusahaan berhasil mengumpulkan sekitar USD 450 juta atau sekitar Rp 6,54 triliun (asumsi kurs Rp 14.542 per dolar AS) setelah menjual 25 juta saham dengan harga USD 18 atau sekitar Rp 261.755,63 per saham.
Advertisement
Sesaat sebelum pencatatan, Compass yang didukung SoftBank Group memperkecil jumlah saham yang akan dijual dan menurunkan kisaran harga targetnya.
Baca Juga
Perusahaan awalnya berencana untuk menjual 36 juta saham dengan harga antara USD 23 dan USD 26. Itu berarti perusahaan mengumpulkan sekitar setengah dari apa yang semula direncanakan, tetapi CEO Robert Reffkin mengatakan IPO tersebut sudah memenuhi apa yang dibutuhkan Compass untuk memasuki tahap pertumbuhan berikutnya.
"Tujuannya bukanlah penilaian, tujuannya adalah pembiayaan yang sukses, dan ini memenuhi tujuan itu,” ujar Reffkin, dilansir dari CNN, ditulis Sabtu (3/4/2021).
"Kami sekarang memiliki ratusan juta dolar yang telah dimasukkan ke perusahaan untuk membantu mempercepat investasi kami di platform tersebut. Jadi saya sangat senang kami bisa mencapai tujuan itu,” lanjut dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Rencana pasca-IPO
Dengan suntikan modal baru dari IPO, perusahaan berencana untuk berinvestasi dalam memperluas platformnya untuk agen, dengan tujuan menjadi ‘Shopify (SHOP) untuk real estat’,.
"Jika Anda seorang pedagang, Anda dapat pergi ke Shopify dan memenuhi semua kebutuhan Anda di satu tempat, dan di Compass, itulah yang kami bangun untuk agen," ujar dia.
Compass saat ini memiliki tim teknik lebih dari 700 personel yang dipimpin oleh Joseph Sirosh, mantan kepala teknologi AI di Microsoft (MSFT), dan Greg Hart, mantan eksekutif Amazon (AMZN) lama yang menjalankan bisnis Prime Video.
Reffkin mengatakan, dana IPO akan membantu menumbuhkan tim itu lebih lanjut. Doman tim juga akan bertanggung jawab untuk membangun kemampuan data, analitik, AI, dan pembelajaran mesin yang mendasari platformnya.
Berinvestasi dalam teknologi adalah kunci strategi Reffkin untuk mendorong Compass meraih laba. Pada 2020, perusahaan membukukan kerugian bersih USD 270 juta atau Rp 3,92 triliun.
Advertisement