IPO di AS, Compass Targetkan Valuasi Rp 144 Triliun

Platform real estat online Compass yang didukung SoftBank dan perusahaan pialang ini ditaksir mengumpulkan hingga USD 936 juta atau sekitar Rp 13,51 triliun jika IPO berjalan sesuai rencana.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Mar 2021, 21:43 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2021, 21:42 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, New York - Platform real estate online, Compass, mengincar valuasi USD 10 miliar, setara Rp 144 triliun (kurs Rp 14.400 per USD) dalam penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di New York Stock Exchange.

Dilansir dari Business Insider, Rabu (24/3/2021), Compass akan menawarkan 36 juta saham Kelas A kepada publik dengan harga berkisar USD 23 hingga USD 26.

Platform real estat online yang didukung SoftBank dan perusahaan pialang ini ditaksir mengumpulkan hingga USD 936 juta atau sekitar Rp 13,51 triliun jika IPO berjalan sesuai rencana.

Goldman Sachs, Morgan Stanley, dan Barclays adalah penjamin emisi utama untuk IPO tersebut. Penjatahan berlebih mereka adalah 5,4 juta saham tambahan.

Compass telah mengumpulkan USD 1,5 miliar dari investor termasuk SoftBank, Goldman Sachs, dan Dewan Investasi Rencana Pensiun Kanada sejak didirikan pada 2012.

Compass merupakan perusahaan yang menjalankan platform perangkat lunak terintegrasi yang melayani agen real estat di pasar perumahan. Perusahaan itu telah melihat lonjakan transaksi rumah online selama pandemi COVID-19.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Robinhood Dikabarkan IPO

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, Robinhood dikabarkan memiliki bursa saham Nasdaq untuk menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).  Namun, perusahaan belum mengajukan secara resmi untuk pencatatan.

Aplikasi perdagangan saham telah menurunkan penghalang masuk bagi jutaan investor ritel, dan menyiapkan panggung untuk salah satu debut penawaran saham perdana terbesar pada 2021. Sumber mengatakan, belum jelas apakah Robinhood memiliki IPO tradisional atau tidak.

Terlepas dari metodenya, Robinhood akan mengajukan dokumen S-1 kepada the Securities and Exchange Commission. Biasanya dibutuhkan sekitar satu hingga dua bulan bagi perusahaan untuk memulai debutnya setelah mengajukan SEC. Demikian dilansir dari CNBC, Minggu, 7 Maret 2021.

Goldman Sachs menjadi konsultan untuk penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) Robinhood. Aplikasi perdagangan saham ini memiliki misi jangka panjang membuat investasi lebih membumi dipandang sebagai pintu gerbang utama bagi investor muda untuk akses pasar.

Robinhood bisa membayar denda karena melanggar aturan FINRA seetelah, aplikasi perdagangan saham yang disukai kaum milenial itu berada di tengah badai karena tekanan singkat di saham Gamestop yang sebagian didorong oleh investor ritel yang digerakkan oleh Reddit.

Berdasarkan perkiraan JMP Securities, Robinhood memperoleh 3 juta pengguna pada Januari 2021 saja. Adapun D1 Partners, Sequiola, Kleiner Perkins, dan GV adalah beberapa investor modal ventura terbesar Robinhood.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya