Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus didorong untuk melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), salah satunya datang dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Dibandingkan dengan perusahaan yang masuk dalam bursa saham jumlah nya masih kecil, karena itu kami berharap semakin banyak BUMN dan anak BUMN yang melakukan IPO," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen di peluncuran IDX-BUMN MES 17, Kamis (29/4/2021).
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir langsung menanggapi permintaan OJK. Hingga 2023, Ia menegaskan sedikitnya terdapat 10 perusahaan pelat merah yang akan melakukan IPO.
Advertisement
"Sampai tahun 2023 minimum 10 BUMN akan go public dan market-nya sangat besar," kata Erick dalam acara yang sama.
Dalam penjelasannya, Erick juga menyebut, dalam 10 tahun terakhir perusahaan BUMN mampu memberikan kontribusi yang sangat besar kepada negara, yakni mencapai Rp3.280 triliun melalui pajak, dividen dan PNPB.
"Hal ini tidak akan berhasil kalau para direksi BUMN tidak punya visi yang sama untuk menjaga transformasi supaya BUMN menjadi salah satu backbone dari pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, selain investasi yang diharapkan secara menyeluruh," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
15 Perusahaan Lepas Saham ke Publik pada Awal 2021
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga Kamis, 15 April 2021 terdapat 15 perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum perdana (Initial public offering/IPO).
Teranyar, ada IPO dari PT Nusa Palapa Gemilang Tbk (NPGF) pada Rabu, 14 April 2021 yang mengincar dana segar senilai Rp 64,8 miliar.
"Di 2021, per hari ini sudah 15 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia,” ujar Kepala Divisi Layanan & Pengembangan Perusahaan Tercatat BEI, Saptono Adi Junarso dalam diskusi virtual bertajuk IPO & Momentum Pemulihan Ekonomi, Kamis, 15 April 2021.
Saptono menambahkan, hingga 12 April 2021, terdapat 20 perusahaan dalam proses evaluasi pencatatan saham BEI.
"Catatan terakhir ada 20 perusahaan yang sudah proses di kami dengan sektor yang sangat beragam, kebanyakan consumer goods, kemudian properti, teknologi juga satu primadona, kemudan basic industri dan ada juga perusahaan yang berbasis energi. Jadi lumayan di tahun ini kami melihat sinyal perbaikan,” kata dia.
Advertisement