Ekspor ke Malaysia dan Australia, OJK Ingin Kopi Sumsel Tak Diklaim Provinsi Lain Lagi

Kopi Sumsel diekspor ke dua negara di dunia, yakni Malaysia dan Australia melalui melalui ekosistem jasa keuangan yang dilakukan oleh OJK dan lembaga lainnya.

oleh Nefri Inge diperbarui 24 Jan 2025, 23:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 23:00 WIB
Ekspor ke Malaysia dan Australia, Kepala OJK Ingin Kopi Sumsel Tak Diklaim Provinsi Lain Lagi
Kepala OJK Sumsel Babel Arifin Susanto memamerkan biji kopi asal Sumsel yang akan diekspor ke Malaysia dan Australia, melalui Pelabuhan Bom Baru Palembang Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)... Selengkapnya

Liputan6.com, Palembang - Sumatera Selatan (Sumsel) memproduksi sekitar 211,68 ribu ton /tahunnya, yang disumbangkan dari berbagai kabupaten/kota di Sumsel. Sayangnya, kopi Sumsel belum banyak dikenal masyarakat luas di Indonesia, karena distribusinya yang belum maksimal dan banyak diklaim oleh provinsi lain sebagai kopi daerahnya.

Hal tersebut disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel Babel Arifin Susanto, saat melepas pengiriman ekspor kopi Semendo di Pelabuhan Pelindo Bom Baru Palembang, Minggu (19/1/2025) lalu.

Dia mengatakan selama ini, Sumsel mempunyai kopi terbaik, namun Lampung yang mendapatkan namanya. Padahal Sumsel bisa memproduksi sekitar 109 ribu ton per tahun, namun tak pernah tercatat secara tahun berapa banyak ekspor kopinya.

“Sumsel punya kopi, Lampung punya nama. Akhirnya kita membangun sekber yang terdiri dari OJK, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), Pemprov Sumsel dan lainnya, untuk berkolaborasi bersama agar komoditas unggulan terbesar di Sumsel ini bisa diekspor langsung,” ucapnya, Selasa (21/1/2025).

Ekspor kopi Sumsel perdana melalui ekosistem jasa keuangan tersebut, dikirim ke Malaysia dan Australia oleh PT Agri Ekspor Indonesia dan PT Asya Syila Nusantara dengan total 277,2 ton atau senilai Rp33,6 miliar.

Kopi Sumsel yang dikirim ke dua negara tersebut yakni jenis robusta premium asal Kota Pagar Alam, dengan cita rasa khas pegunungan Dempo. Ada ratusan ribu petani yang dilibatkan, untuk memasok kopi yang diekspor ke dua negara tersebut.

Dalam kegiatan ekspor kopi tersebut, OJK memberikan fasilitas bagi petani dan pengusaha kopi, untuk mendapatkan kredit atau pembiayaan dari lima perbankan di Sumsel, dengan jumlah 8.311 rekening sekitar Rp336 miliar.

Selain itu, OJK juga memfasilitasi pemberian polis asuransi kepada 52 orang petani yang menjadi implementasi program Desa Ekosistem Keuangan Inklusi (EKI). OJK juga terus berkomitmen ikut serta dalam upaya mewujudkan kejayaan kopi Sumsel, untuk pemerataan kesejahteraan masyarakat Sumsel.

Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengatakan, dari data BPS, kopi Sumsel berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan rakyat, adanya upaya bersama-sama dalam mengembangkan potensi ekonomi. Dia menilai, petani kopi masih butuh difasilitasi, karena belum mendapatkan nilai hilir yang belum tercapai, sehingga nilai tambahnya jadi produk kopi saja.

“Jika diolah, nilai ekonomisnya tinggi, penanaman pascapanennya juga harus bagus, seperti di Pagar Alam dan sekitarnya. Harapannya diluncurkan ekspor kopi ini, menjadi langkah baru bagi Sumsel untuk mengembangkan kopi daerah lebih baik lagi,” katanya.

Sistem pengelolaan produksi kopi di Sumsel, biasanya dilakukan secara parsial. Yakni petani dibina dan baru dicarikan pembeli dan eksportirnya. Namun kini, ada sekber dengan pembiayaan yang komperehensif end to end.

Pengiriman ekspor kopi Sumsel dari Pelabuhan Bom Baru Palembang ini, lanjut Elen, menggunakan metode ekosistem pembiayaan dari petani hingga eksportir. Hal tersebut menjadi upaya yang suistanability, agar kopi Sumsel lebih berkembang.

“Dari petani, kredit, kredit, pembiayaan, trader, ekspor dan asuransi sudah ada. Biasanya parsial, sekarang tidak,” ungkapnya.

 

Penghasil Kopi Terbesar

Ekspor ke Malaysia dan Australia, Kepala OJK Ingin Kopi Sumsel Tak Diklaim Provinsi Lain Lagi
Karung biji kopi Sumsel yang akan diekspor ke Malaysia dan Australia melalui Pelabuhan Bom Baru Palembang Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)... Selengkapnya

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar berkata, OJK tak hanya mendorong pembiayaan saja, tapi juga mendukung komoditas sektor tertentu, untuk menentukan dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak.

Dia berkata, selama 11 tahun terakhir, ekspor kopi Sumsel sudah dilakukan di luar Sumsel, padahal Sumsel menjadi provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia. Ekspor kopi tersebut diwujudkan, agar bisa meningkatkan nilai tambah, terutama bagi para petani kopi Sumsel.

Ekspor kopi perdana itu juga menjadi milestone penting, dalam upaya mencapai kejayaan kopi Sumsel, yang terkenal mempunyai nilai kultural dan historis yang panjang.

“OJK berkomitmen kuat mewujudkan hal ini melalui dukungan ekosistem Industri Jasa Keuangan, business matching dan pengembangan pasar ekspor. Tidak hanya di sektor hulu, dukungan OJK mencakup optimalisasi di sektor hilir untuk menciptakan dampak ekonomi turunannya,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya