Liputan6.com, Jakarta - Menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) akhir tahun lalu, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge) resmi menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pertama.
Dalam rapat tersebut, Surge mengumumkan pertumbuhan positif perseroan membukukan laba operasi sebesar Rp13,8 miliar, atau tumbuh 20,1 persen. Kenaikan pendapatan juga dialami PT Solusi Sinergi Digital Tbk. Tercatat pertumbuhan hingga 29,68 persen menjadi Rp47,5 miliar sepanjang 2020.
Advertisement
Baca Juga
Sebab periode yang sama tahun lalu hanya tercatat Rp36,6 miliar. Chief Executive Officer (CEO) Surge, Hermansjah Haryono menyebut, pertumbuhan ini ditunjang perubahan rutinitas dari offline menjadi serba online.
Advertisement
Dalam kurun waktu 2020 hingga saat ini, masyarakat Indonesia terus menyesuaikan diri dalam transformasi digital, dan semakin membutuhkan digitalisasi.
Di sisi lain, entrepreneurship, startup dan inisiatif digital akan terus tumbuh dan berkembang karena semua pelaku industri dituntut untuk dapat beradaptasi dan terus mengembangkan bisnis sesuai dengan kondisi yang ada.
"Keyakinan Surge bisa go public sangatlah beralasan selain karena peluang bisnisnya sangat menguntungkan publik, SDM Surge pun terdiri dari orang-orang yang berpengalaman di bidang IT dan telekomunikasi," kata Hermansjah.
Tahun ini, perseroan optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan positif. Terutama dengan adanya beberapa kerja sama dengan berbagai partner baru untuk meningkatkan digitalisasi di bidang layanan kesehatan dan retail.
Selain agenda pengesahan Laporan Tahunan Perseroan tahun buku 2020, Surge juga melaporkan telah menggunakan Rp 65,4 miliar atau sebesar 78,82 persen dana hasil penawaran umum perdana saham.
Dana ini digunakan sebagai modal kerja perseroan, termasuk biaya pembayaran sewa space iklan, perlengkapan penunjang usaha periklanan, dan overhead cost.
"Dana yang terkumpul dari IPO itu Rp82,97 miliar. Tantangan Indonesia di tahun ini masih seputar pada turunnya daya beli masyarakat. Di sisi lain kami juga melihat peluang di bidang periklanan mengarah positif karena para pelaku usaha sudah memulai kembali aktif untuk memasarkan produk/layanan mereka di ranah digital," ujarnya.
Selain pemaparan kinerja, RUPST PT Solusi Sinergi Digital Tbk menetapkan seluruh laba bersih tahun buku 2020 ditetapkan sebagai cadangan wajib.
"Perseroan tidak melakukan pembagian dividen untuk tahun buku 2020 demi mewujudkan strategi pengembangan bisnis tahun 2021,” tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bidik Target Pertumbuhan Laba Bersih 150 Persen
Sebelumnya, perkembangan teknologi yang terjadi membuat PT Solusi Sinergi Digital (Surge) optimistis bila pihaknya mampu meningkatkan laba bersih hingga 150 persen sepanjang tahun ini.
Chief Executive Officer (CEO) Surge, Hermansjah Haryono menyebut, strategi yang akan dijalankan perseroan tahun ini tak akan jauh berbeda dibandingkan 2020.
"Kami tidak akan terlalu mengubah strategi kami di tahun ini, kami akan berkolaborasi dengan berbagai partner. Ini bukan hanya jargon, tapi kami sudah melakukan itu. Kami telah bekerjasama dengan bisnis kesahatan sehingga memiliki aplikasi yang mempermudah masyarakat daftar ke Puskesmas," kata Hermansjah secara virtual, Kamis (10/6/2021).
Tak hanya itu, perseroan juga menyebut bila pihaknya memiliki minat untuk membantu Koperasi unit desa (KUD) untuk melakukan distribusi barang kepada pembeli.
"Kami juga memiliki minat untuk membatu teman teman KUD untuk bisa memanfaatkan gudang-gudang yang mereka miliki untuk menyebarkan barang barang ke para pengguna dalam radius 5-8 kilometer," ujarnya.
Hermansjah juga menegaskan bila pihaknya akan tetap mengembangkan sistem teknologi digital, membangung infrastruktur terkait fiber optik agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
"Saat ini semuanya itu serba online, jadi kami berupaya untuk menyediakan internet dengan lebih mudah bagi seluruh masyarakat," tuturnya.
Pada 2020, perseroan mengaku mengalami pertumbuhan pendapatan hingga 29,68 persen, atau setara dengan Rp47,5 miliar. Pertumbuhan laba operasi juga naik 20,1 persen menjadi Rp13,8 miliar.
Advertisement